Co-founders
Anda tentu dapat berlari dengan cepat, apabila meng-handle segala sesuatunya seorang diri. Namun, bukan itu esensi dari menjalankan suatu startup. Tentu saja, kita mengehendaki untuk dapat berlari dengan cepat dalam jangka waktu yang panjang. Banyak sekali kasus dimana sebuah startup dapat sukses hanya dengan satu founder(contoh: Dropbox). Akan tetapi, banyak sekali yang dapat kita lihat juga bahwa startup tidak akan mengalami pertumbuhan apabila hanya seorang diri. Selain itu, Anda akan merasa lelah yang luar biasa di tengah perjalanan startup yang sedang dibangun.
Semisal Anda adalah seorang technical guy (programmer, dll), maka Anda akan membutuhkan seseorang dari sisi non-technical untuk dapat mempertajam suatu ide dan menghasilkan sebuah produk bagus dengan kualitas yang maksimal. Ingat, suatu pedang yang dapat terbentuk tajam dan bagus karena telah dipanaskan dan ditempa oleh besi lainnya. Sama halnya dengan pertumbuhan suatu startup.
Memilih seorang co-founders tentu bukan sesuatu yang dapat dilakukan secara asal-asalan. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam memilih co-founders:
- Memiliki visi yang sama. Anda sudah tahu kemana arah startup ini akan berlayar. Anda sudah mempunyai gambaran besar tentang ini. Yang perlu Anda lakukan adalah mencari orang yang memiliki visi sama dengan Anda.
- Chemistry. Kecocokan secara chemistry belum tentu berupa kesamaan dalam bentuk hobi, cara berpakaian, dan hal-hal lainnya. Kecocokan yang dimaksud adalah dalam bentuk saling mengisi kelemahan dan saling mendorong pertumbuhan pada area yang kita kuasai.
- Hitam diatas putih. Penting untuk membicarakan semua hal sampai untuk mencegah segala macam kemungkinan terburuk yang akan terjadi di masa depan. Memang nggak enak membicarakan hal ini, akan tetapi lebih baik berjaga-jaga di awal daripada hancur dalam perjalanan.
Development
Tahapan berikutnya adalah mulai membangun apa yang telah menjadi mimpi Anda. Setelah tahap 1 dan 2 dilewati, mulailah dalam pembangunan produk sampai menjadi prototype atau biasa disebut dengan MVP (Minimum Viable Product). Perlu saya tambahkan, untuk saat ini MVP sudah berubah menjadi MSP (Minimum Sellable Product). At least, pada tahap ini Anda sudah bisa mendapatkan 5 sampai dengan 10 customer pertama. Pada tahapan ini semua hal akan menjadi lebih berat ke dalam teknis seperti beberapa hal di bawah ini:
- menentukan design
- menentukan resource (server, website, dll)
- membangun infrastruktur
- beta testing
Go to market
Timing sangat menentukan kesuksesan sebuah produk. Bisa dibayangkan jika ternyata proses development Anda memakan waktu sampai dengan 1 tahun. Berapa banyak biaya dan tenaga yang sudah Anda habiskan selama kurun waktu tersebut. Saya bersama dengan team MailTarget melakukan development selama 3 bulan dan mulai live serta mencari customer pada bulan ke 4. Bersyukur kami memenuhi syarat product fit market, dalam artian memang pasar dan kebutuhannya ada.
Anda harus memiliki small market strategy, siapakah sasaran target market Anda? Nailed your niche. Apabila ada seseorang yang bertanya kepada Anda mengenai produk yang dihasilkan untuk siapa, menjadi sebuah kesalahan besar apabila Anda memberikan jawaban bahwa produk tersebut diperuntukan bagi semua orang.
Ingat, Facebook pada awalnya hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Harvard aja loh.
Funding