Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Kisah Tas Merah

14 November 2018   16:06 Diperbarui: 14 November 2018   16:12 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di event flash blogging yang saya ikuti Jumat 9 November 2018 lalu, peserta mendapat souvenir berupa satu buah tas punggung.

Tas yang saya dapat berwarna merah. Saya tidak terlalu memperhatikan kalau ada warna lain. Dikasihnya itu ya saya terima.

Selain dapat tas, masing-masing peserta juga dapat piagam penghargaan. Maka, untuk mempermudah, saya bermaksud memasukkan piagam tersebut ke dalam plastik tas punggung.

Baru ngelepas isolasi penutup di plastik tas punggung, ada bapak-bapak yang melirik tas saya sambil bilang: "Wah. Bagus ya warna merah. Mau tukar gak, mbak?" ujarnya ke saya.

"Boleh, pak." Saya, yang dari awal bahkan tidak memperhatikan kalau warna tas saya itu merah, iya-iya aja dengan permintaan si bapak. Apalah arti sebuah warna

"Tapi plastiknya sudah kebuka nih, Pak," kata saya.

"Oh enggak apa-apa," kata si bapak. Bahagia.

Lalu si bapak mengulurkan tasnya ke saya. Plastik tasnya masih utuh. Lagi-lagi saya tidak memperhatikan warna tas tersebut.

Karena niat saya mau memasukkan piagam ke dalam plastik tas, maka saya kembali membuka isolasi penutup dari plastik tas si bapak. Sambil klitek-klitek isolasi, saya melihat-lihat menu coffe break sore.

Daaaan....ada mas-mas yang deketin saya.

"Mbak, apa boleh tas nya tukeran? Saya kepingin yang warna gelap," kata si mas sambil menunjuk tas di tangan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun