Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kota Keberadaban

11 Mei 2024   12:41 Diperbarui: 11 Mei 2024   12:44 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondok Pesantren Nurul Jadid

Di kota keberadaban ini, aku diajari membaca

Mengeja satu per-satu realita dengan bijaksana

Sesekali  kudengarkan nadzam-nadzam bersahutan

Sambil menikmati kerinduan kepada Ayah dan Ibu

 

Di kota keberadaban ini aku ditempa

Kota di mana aku mengerti apa itu Alif

Yang harus berdiri tegak penuh keyakinan

Di tengah bisik-bisik tetangga yang usik

Di hibur oleh ramadlan yang selalu menarik

 

Di kota keberadaban ini, aku diajari berdoa

Di setiap renung, apalagi disaat gelabah tak kenal ujung

Mendidik hati agar selalu tunduk,

Tak terpuruk, meski kaki berjalan sudah tersuruk-suruk

 

Di kota keberadaban ini aku dipeluk

Di mana rahman dan rahim-Nya tak kenal  suntuk

Datang dan mengayomi, meski aku hanya sedang duduk-duduk

Sesekali bercerita agar aku tak selalu mengantuk

 

Di kota keberadaban ini, aku diajari tentang cinta

Ketika hujan dan  senja ada di  ufuk

Nuansa dzikir bergelayut, bersama angina-angin yang menyambut

Allahumma baarik lana, wa israh lana sadrana…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun