Di kota keberadaban ini, aku diajari membaca
Mengeja satu per-satu realita dengan bijaksana
Sesekali  kudengarkan nadzam-nadzam bersahutan
Sambil menikmati kerinduan kepada Ayah dan Ibu
Â
Di kota keberadaban ini aku ditempa
Kota di mana aku mengerti apa itu Alif
Yang harus berdiri tegak penuh keyakinan
Di tengah bisik-bisik tetangga yang usik
Di hibur oleh ramadlan yang selalu menarik
Â
Di kota keberadaban ini, aku diajari berdoa
Di setiap renung, apalagi disaat gelabah tak kenal ujung
Mendidik hati agar selalu tunduk,
Tak terpuruk, meski kaki berjalan sudah tersuruk-suruk
Â
Di kota keberadaban ini aku dipeluk
Di mana rahman dan rahim-Nya tak kenal  suntuk
Datang dan mengayomi, meski aku hanya sedang duduk-duduk
Sesekali bercerita agar aku tak selalu mengantuk
Â
Di kota keberadaban ini, aku diajari tentang cinta
Ketika hujan dan  senja ada di  ufuk
Nuansa dzikir bergelayut, bersama angina-angin yang menyambut
Allahumma baarik lana, wa israh lana sadrana…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H