Mohon tunggu...
Marsyidza Alawiya
Marsyidza Alawiya Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarjana Kertas

Manusia bodoh yang tak kunjung pintar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Kosong

26 April 2022   02:30 Diperbarui: 26 April 2022   02:32 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temaram lampu minyak, mengiring sunyi yang di bawa angin

Guratan tinta di atas kertas kusam,

Semakin khusu’ mendekap sedu-sedan

Sengaja, tak sengaja,

Guratan itu merangkai lingkar senyum,

Yang saban hari, saban pagi menyapa dengan lancang!

Tapi, maafkan, dakulah yang lancang!

Diam-diam mencuri pandang, diam-diam menyimpannya di dalam ruang kosong

Lihatlah, sekarang aku merasa bodoh

Ruang kosong itu, mengajakku tertawa

Kadang juga menangis

Sering kali senyum-senyum tidak jelas!

Abstraksi yang lebih abstrak

Dan aku semakin tidak mengerti

Mungkin, ketika aku duduk, aku hanya membaca shalawat

Agar aku tidak linglung saat aku menjumpa senyummu kembali

Haha, lucu!

Senyummu terus terputar bak kaset rusak

Anehnya, ia tidak mengganggu

Malah kelihatan semakin indah

Lumajang, Kota Abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun