Mohon tunggu...
Marsya Tri ananda
Marsya Tri ananda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Seorang siswi MTsN Padang Panjang yang punya cita menjadi penulis terkenal

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Teks Ulasan: Mengulas Habibie Ainun 3

21 Januari 2023   04:10 Diperbarui: 21 Januari 2023   04:40 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/2B5M7QF

Pada kesempatan ini saya akan mengulas pengalaman saya sebagai pengguna literasi media. Terkisah seorang gadis Jawa yang cantik dan juga pintar.

Kala itu, ia menempuh Pendidikan kedokteran di universitas ternama Indonesia. Saat dimana derajat wanita masih terkatung-katung. Sekeliling terus meremehkan, namun tak menyurutkannya.

Tokoh tersebut bernama Ainun dengan pemainnya Maudy Ayunda. Ainun mendapat cemoohan dari kakak tingkatnya yang selalu merasa lebih hebat. Namun mengalah adalah pilihan Ainun.

Mindset yang ada di kepala Ainun adalah, "kita kesini untuk belajar bukan mencari siapa menang siapa kalah". Saat itu Ainun sedang meneliti tentang sistem saraf pada sebuah mayat.

Seiring berjalannya waktu Ainun semakin terkenal. Seorang mahasiswa hukum terus mengejar Ainun. Berbagai cara pun ia lakukan agar mendapatkan Ainun.

Namanya Ahmad yang diperankan oleh Jefri Nichol. Karena usahannya yang terbilang keren, dia mendapat hati Ainun. Ternyata Ahmad merupakan anak dari professor ketus yang mengajar Ainun.

Kisah cinta mereka terus berlanjut. Seiring dengan perjuangan-perjuangan yang mendewasakan.

Di suatu hari, mereka berbicara tentang masa depan Indonesia. Pemahaman Ainun dan Ahmad berbanding terbalik. Ainun berpikir Indonesia akan maju jika kita menggerakkannya ke jalan yang baik, namun Ahmad mengatakan kita harus ke luar negeri untuk mencari kebahagian disana.

Kedua orang ini adalah orang hebat. Namun mereka punya pola pikir yang sangat berbeda. Hal itu pun menjadi akhir dari hubungan mereka.

Setelah mendapat gelar sarjana, Ainun berjalan jalan di pinggiran kota. Mengenang kisahnya dengan Ahmad.

Sebuah suara memanggilnya, membuat sang pemilik nama menoleh ke sumber suara. Dia Rudy teman SMP Ainun yang juga tak kalah hebatnya. Nostalgia masa-masa SMP kembali berputar.

Akhirnya Ainun dan Habibie menjalin asmara di tengah usaha mereka untuk memajukan Indonesia. Gelar gula Jawa melekat pada Ainun.

Peranan ini di mainkan oleh Reza Rahardian. Penemu pesawat di Indonesia yang baru saja kembali dari Jerman. Dia presiden Indonesia yang akrab disapa dengan Bapak Habibie.

Film ini di ceritakan langsung oleh eyang Habibie saat almarhum masih menghembuskan nafasnya. Di dalam film tersebut terlihat Habibie sedang bercerita kepada anak dan cucu-cucunya.

Kelebihan dari film ini salah satunya adalah dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan semangat belajar menggapai masa depan gemilang.

Kekurangan yang saya rasakan di film yang berjudul Habibie Ainun 3 ini adalah make up yang kurang maksimal dari Reza Rahardian. Terlihat wajah Habibie yang menunjukkan jarak umur yang tidak terlalu jauh dengan anaknya.

Cerita ini juga terjadi pada sosok menginspirasi yang ada di dekat saya.

Kehidupan dari seorang anak petani yang memiliki kecerdasan luar biasa. Saat ingin menempuh Pendidikan di perguruan tinggi dia harus menggulung niat. Dikarenakan finansial yang tidak mendukungnya.

Suatu hari, pendaftaran beasiswa mulai dibuka. Ibunya menawarkan hal tersebut, namun ia menolak sebab tidak ingin membuat orang tuanya kesusahan.

Karena banyak dorongan yang datang mendukung, ia mengiyakan penawaran ibunya. Sang ibu menjual anting untuk biaya pendaftaran itu.

Dia diterima dan berkuliah tanpa mengeluarkan uang. Di tengah kuliahnya, ia juga memiliki kisah cinta yang cukup berkesan.

Menjalin asmara dengan seorang yang membuatnya lebih semangat dan bahagia. Namun juga karena suatu alasan mereka memutuskan hubungan.

Setelah menamatkan S1, dia memutuskan menikah dengan pujaan hati. Lalu melanjutkan kuliahnya di Jogja hingga mencapai S3. Lalu kembali menjadi dosen favorit di tempat ia mengajar sebelumnya.

Kini mereka hidup bahagia dan selalu menolong serta membagi kebahagian dengan sanak saudaranya. Derajat orang tua yang sebelumnya hanya sebatas petani sudah ia tinggikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun