"Maaf nek Ainun telat, nenek sudah lapar?" ujarnya
"Maaf kan nenek, Nun," tuah nenek
"Nenek tidak perlu meminta maaf, ini sudah menjadi tugas Nun nek" tutur Ainun.
Gubuk itu sudah tidak layak pakai. Hingga tibalah saatnya malam menggantikan siang.
Nenek sudah beberapa tahun tidak bekerja karena sakit keras. Pagi pun datang, Ainun mulai kembali mengarungi jalanan untuk mengumpulkan uang.
Di tengah perjalanan menuju kota, sebuah bangunan memikat penglihatan Ainun.Â
"Nun kamu jangan kesana, jangan kesana," titah Ainun pada dirinya sendiri.
Ainun Kembali melanjutkan perjalanan. Tapi kali ini kakinya tak sesuai dengan perasaan Ainun. Ainun terus melaju memasuki rumah itu.
Ainun seolah dibius dengan apa yang ada di dalam bangunan tersebut.
Ainun terus berjalan, menyusuri rumah kosong itu. Dengan rasa penasaran yang amat menggebu. Dia heran kenapa rumah ini tidak pernah terlihat sebelumnya.
Sebuah kalung berkilau mengambil alih rasa penasaran Ainun. Ainun segera keluar dari rumah tersebut.