Mohon tunggu...
Marsya Sanelia
Marsya Sanelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Derita Ibu dengan Rhesus Negatif

25 November 2017   23:43 Diperbarui: 26 November 2017   00:17 3025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkah kalian mendengar bahwa orang yang memiliki rhesus negatif itu berada di posisi yang berbahaya, terutama untuk wanita? Benarkah pernyataan itu? Pernyataan itu benar, karena ini dapat berdampak pada keturunan ibu tersebut. Orang pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah ber-rhesus positif karena tubuh penerima donor (rhesus negatif) akan menganggap darah donor (rhesus positif) sebagai benda asing dan akan menyerangnya dengan menghasilkan antibodi.

Sebelumnya, pernahkah kalian dengar eritroblastosis fetalis? Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang mengancam nyawa janin dimana dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan hati dan limpa, anemia, penyakit kuning, dan gagal jantung pada janin itu.  Eritroblastosis fetalis pada umumnya disebabkan oleh isoimunisasi, yaitu pembentukan antibodi yang digunakan untuk menyerang antigen individu lain yang berbeda. Gejala eritroblastosis fetalis yaitu anemia (kekurangan sel darah merah), edema (radang dibawah permukaan kulit), pembengkakan hati dan limpa, hidrops fetalis (masuknya cairan ke dalam ruang pada jaringan tubuh), dan bahkan dapat menyebabkan kematian intrauterin.

Jika ada seorang pria yang memiliki rhesus negatif menikah dengan wanita yang memiliki rhesus positif, maka janin wanita tersebut yang memiliki rhesus negatif akan tetap aman. Wanita yang memiliki rhesus positif jika menikah dengan pria yang ber-rhesus positif juga tetap aman. Dan juga wanita ber-rhesus negatif jika menikah dengan pria yang memiliki rhesus negatif pun tetap aman.

Sedangkan bagi pria yang memiliki rhesus positif dan wanita yang ber-rhesus negatif, janin yang dikandung (memiliki rhesus positif) akan berada dalam bahaya karena ibu akan menganggap darah janin antigen sehingga ibu akan memproduksi antibodi dan menyerang janin tersebut karena sudah dianggap sebagai benda asing. Lalu, sel darah merah janin akan pecah dan hancur atau biasa disebut hemolisis. Kejadian ini merupakan kejadian eritroblastosis fetalis. Kondisi ini sangatlah berbahaya karena dapat mengancam nyawa si janin.

Pada kehamilan pertama, janin masih termasuk aman dan belum terkena dampak serius. Hal ini terjadi karena ketika ibu mendeteksi sel darah merah janin sebagai antigen, ibu mulai memproduksi antibodi, tetapi antibodi itu belum digunakan untuk menyerang antigen tersebut. Lalu pada kelahiran selanjutnya, ibu yang sudah "merekam" antigen itu seperti apa, mengeluarkan antibodi yang sudah disiapkan untuk menyerang antigen yang baru sebagai benda asing. Maka dari itu, kelahiran kedua lebih berbahaya dibanding kelahiran pertama.

Selanjutnya, apakah eritroblastosis fetalis dapat diobati? Eritroblastosis fetalis tidak dapat diobati hingga tuntas, namun dapat diperkecil kemungkinan terjadinya eritroblastosis fetalis. Caranya yaitu dengan memyuntikkan anti-RhD (Rho) immunoglobulin atau RhoGam pada ibu. Anti-RhD (Rho) immunoglobulin bekerja dengan cara menghancurkan sel darah merah janin yang beredar di tubuh ibu sebelum ibu berhasil membentuk antibodi yang digunakan untuk menyerang sel darah merah janin. Hal ini meyelamatkan janin dari antibodi yang diproduksi ibu.

Suntikan diberikan lewat pembuluh darah (IV) atau lewat otot (IM). Meskipun ini bersifat mencegah, ada efek sampingnya. Efek samping dari pemberian suntikan ini yaitu pusing, nyeri pada daerah suntikan, dan juga penghancuran eritrosit. Selain itu, ada juga efek samping yang lebih jarang dijumpai, yaitu alergi, kerusakan ginjal, dan resiko kecil infeksi.

Rho immunoglubolin disuntikkan pada ibu saat sedang aborsi, persalinan, pendarahan saat hamil, dan hamil ektopik (kehamilan yang terjadi diluar uters).  Rho immunoglubolin tidak dapat digunakan oleh semua wanita. Syarat wanita yang dilarang untuk menggunakan Rho immunoglobulin yaitu wanita yang memiliki rhesus negatif dan memiliki janin ber-rhesus negatif. Selain itu, wanita ber-rhesus negatif yang dulu pernah imunisasi terhadap antigen RhD (mendapat darah rhesus positif), dan wanita yang memiliki rhesus positif juga tidak diperbolehkan untuk menggunakan Rho immunoglobulin.

Selain dengan Rho immunoglobulin, eritroblastosis fetalis dapat diatasi dengan transfusi darah. Transfusi darah ini dilakukan pada bayi yang sudah lahir. Bayi harus segera ditransfusi darahnya dengan darah ber-rhesus positif karena sel darah merah nya yang sudah mengalami kerusakan. Sel darah merah yang ditransfusikan ke bayi akan membelah diri dan menyebabkan organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, dan hati dapat bekerja.

 Hati yang tadi mengalami pembengkakan akibat janin bekerja secara berlebihan dalam memproduksi sel darah merah akan mendapat suplai nutrisi baru dari sel darah merah segar maka dapat mempoduksi sel ddarah merah yang baru lebih banyak. Kulit bayi yang awalnya kekuningan akan kembali lagi menjadi normal berkat sel darah merah segar yang baru. Transfusi darah dapat membuat organ kembali bekerja, tapi tidak dapat memperbaiki jaringan yang rusak karena anemia berat yang diderita janin.

Dari sini, dapat kita tarik kesimpulam bahwa golongan darah dibai menjadi 4, yaitu A, B, AB, dan O. Hal yang penting selain golongan darah yaitu rhesus. Rhesus merupakan protein atau antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit dan dibagi menjaddi rhesus positif dan rhesus negatif. Untuk wanita yang memiliki rhesus negatif memiliki resiko yang lebih besar dibanding wanita yang memiliki rhesus positif terutama dibidang kehamilan. Jika wanita yang memiliki rhesus negatif mengandung janin yang ber-rhesus positif, hal ini dapat menyebabkan eritroblastosis fetalis yang sangat beresiko bagi janinnya, terutama pada kelahiran kedua karena sel darah merah janin yang dianggap benda asing oleh ibu sehingga diserang menggunakan antibodi yang diproduksi ibu. Eritroblastosis fetalis dapat ditangani dengan transfusi darah dan penyuntikkan Rho immunoglobulin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun