Mohon tunggu...
Marsiyati
Marsiyati Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

berusaha menyeimbangkan Ilmu dan Amal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sinar yang Merona

14 Juni 2022   20:22 Diperbarui: 14 Juni 2022   20:36 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rembulan, maafkan aku...

Bukan Lisan tak berkeluh

Bukan Hati tak bergemuruh

Tapi cukup Doaku Untukmu

Ingin Lisan bergejolak

Ingin Kata berangkai

Namun, Aku coba memahami relungmu..

Apa yang terjadi?

Adakah luka yang tertinggal?

Adakah rasa yang tak terbalas?

Adakah hati yang terdiam?

atau Sunyi tak bersayap?

Aku coba meraba , relungmu..

Ku Coba menyapa sinarmu..

Tapi ku tak mampu menggapaimu..

Kadang Begitu terang, kadang begitu pudar..

Namun ku yakin, sinarmu menghangatkan

Ya...menghangatkan dengan redup dan sendumu..

kutitip dan dekap sinarmu, duhai rembulan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun