Keempat klub tersebut mendapatkan pengecualian dari pihak otoritas karena alasan latar belakang kebudayaan dan etnisitas yang kuat dari warganya.
Adapun etnis yang dimaksud adalah Castilian, Catalan, dan Basque. Sebenarnya ini semua dimulai dari zaman kerajaan spanyol. Demi mempersingkat tulisan, bagian tersebut dibaca-baca sendiri, yaa...
Meski menuai pro dan kontra, masyarakat merespons aturan tersebut dengan sangat baik. Pasalnya, banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh para penggemarnya mulai dari segi sosial maupun ekonomi.Â
Dari lingkup sosial, bentuk "member-owned" dan "non-profit" dinilai dapat mengembangkan, memupuk, dan melanggengkan ikatan komunitas di mana klub tersebut berada. Terlebih lagi, Presiden yang terpilih dalam sebuah klub merupakan hasil pemilihan umum dari para anggota.
Dalam konteks ini, para anggota (membership) yang notabene terdiri dari fans diharuskan untuk membayar sejumlah nominal tertentu setiap tahunnya.Â
Dengan demikian, fans yang sekaligus memiliki status membership akan mendapatkan privilese (hak) untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden klub.
Dari segi ekonomi, suporter juga diuntungkan karena harga tiket satu musim yang murah, dapat memberikan subsidi kepada pengembangan cabang olahraga lain di daerah yang sama, dan lainnya.
Seperti Presiden pada jabatan politik dalam sebuah negara, Presiden sebuah klub di Spanyol juga memiliki periode kepemimpinannya tersendiri.
Dilansir dari ESPN, masa jabatan seorang Presiden klub sepak bola di Spanyol adalah 4 tahun. Saya belum menemukan peraturan resmi mengenai boleh atau tidaknya seorang Presiden yang sama menjabat selama lebih dari 2 periode.
Sekadar info, Florentino Prez, Presiden Real Madrid, telah menjabat selama total 18 tahun dalam jangka waktu dari tahun 2000-2006 dan dilanjutkan pada 2009-sekarang.
Nah, Opa Florentino ini acap kali dipilih karena nggak ada kandidat lawannya. Kalau di Indonesia sih biasanya Anda kenal dengan istilah "Kotak Kosong".