Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kegeraman saya mendengar kawan-kawan yang bilang kalau "politik dan sepak bola itu nggak boleh disatukan!"
Seakan-akan anti banget sama politik. Padahal, Kuch Justin pernah bilang pada salah satu kanal Youtube bahwa orang yang bisa menyelamatkan sepak bola Indonesia adalah pemimpin negara tersebut alias Presiden.
Artinya jelas, jabatan Presiden yang merupakan jabatan politik justru punya kontribusi penting bagi sepak bola tanah air.
Ketertarikan saya untuk mengulik masalah dikotomi sepak bola dan politik semakin bertambah ketika sadar bahwa beberapa klub sepak bola di Spanyol itu kan punya "Presiden" dari klubnya masing-masing.Â
Dari situlah, saya coba menyelami gimana politik dan sepak bola itu punya ruang khusus untuk menjalin titik temu di Spanyol. Apakah presiden klub sepak bola itu bisa menjabat lebih dari 2 periode? Atau jangan-jangan bisa menunda pemilu karena alasan biaya dan ekonomi juga? Mari kita cari tahu!
Pengetahuan saya mengenai sepak bola spanyol tidak sedalam itu, karena menurut saya Premier League masih menjadi liga terbaik di dunia.
Oleh karenanya, tulisan saya hanya akan mengorak-ngarik empat klub "spesial" saja. Antara lain Real Madrid, Barcelona, Athletic Bilbao, dan Club Atltico Osasuna.Â
Mengapa disebut "spesial"? Hal ini dilatarbelakangi oleh kesepakatan parlemen untuk meresmikan Undang-Undang Olahraga Spanyol Nomor 10 Tahun 1990.
Di dalamnya disebutkan bahwa setiap klub sepak bola profesional harus berbentuk perseroan terbatas (sports limited liability company).
Uniknya, aturan ini memiliki pengecualian kepada empat klub spesial yang sebelumnya saya sebutkan. Mereka adalah Real Madrid (Castilian), Barcelona (Catalan), serta Athletic Bilbao dan C.A. Osasuna (Basque).Â