Mohon tunggu...
Marsha Ranti
Marsha Ranti Mohon Tunggu... -

sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Insiden UI: Kartu Kuning terhadap Jokowi atau Mahasiswa?

9 Februari 2018   10:34 Diperbarui: 9 Februari 2018   10:55 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini baru mengorbankan waktu saja sudah merasa bahwa itu adalah sesuatu yang berat, bagaimana dengan aktivis-aktivis diluar sana yang mengalami persekusi?ditangkap dan diadili tanpa melalui proses hukum?atau lebih parah lagi, kehilangan nyawa untuk membela kebenaran?Kalau ada Dilan saat itu, mungkin dia akan bilang "jangan ikut-ikutan kegiatan di kampus, berat, biar yang lain saja...".

Terakhir saya ingin membahas pernyataan yang keluar dari Adian Napitupulu dan Ahmad Yoan. Memang benar apa yang dikatakan Ahmad Yoan bahwa untuk merasakan penderitaan orang miskin, kita tidak perlu menjadi miskin. Tapi di satu sisi, pernyataan Adian Napitupulu bahwa untuk bisa memahami penderitaan rakyat, kita harus mencium aroma tubuhnya, merasakan detak jantungnya, merasakan darahnya mengalir di tubuh kita ada benarnya.

Saya setuju dengan keduanya. Memang kita tidak perlu pergi ke pedalaman Asmat untuk merasakan penderitaan mereka. Tapi coba kita ingat kembali, apa saja yang pernah dilakukan para mahasiswa untuk menyentuh rakyat kecil?kalau hanya ngamen di jalan dan uangnya disumbangkan melalui NGO atau yayasan, jelas itu tidak bersentuhan langsung dengan rakyat kecil.

Seberapa sering para mahasiswa mengadakan kegiatan-kegiatan sosial dimana mereka yang turun langsung untuk memberikan pengajaran langsung baca tulis kepada anak jalanan?seberapa sering mahasiswa turun langsung membetulkan rumah ibadah yang sudah tidak layak karena dimakan usia?menambal dindingnya yang bocor bersama warga sekitar?Jujur saja, saya tidak tahu karena saya tidak pernah ikut-ikutan kegiatan mahasiswa saat saya dulu kuliah. Namun saya rasa ini yang dimaksud oleh Adian Napitupulu dan Ahmad Yoan. Cium aroma tubuh dan rasakan detak jantung masyarakat tanpa perlu menjadi miskin.

Insiden kartu kuning ini seharusnya menjadi ajang bagi kita semua untuk berkaca. Memang pemerintahan dibawah Presiden Joko Widodo masih banyak kekurangannya. Pembangunan masih belum 100% selesai. Namun juga apakah pantas mahasiswa hanya berfikir sedangkal itu?Bagaimana masa depan bangsa ini nantinya jika mahasiswa hanya bisa melihat permasalahan namun tidak bisa mengkaji lebih dalam?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun