Mohon tunggu...
Marsaid
Marsaid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Poltekkes Kemenkes Malang

Peneliti dan Penulis Bidang Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mitigasi Bencana dalam Menghadapi Cuaca Ekstrem di Indonesia

4 Mei 2023   11:41 Diperbarui: 4 Mei 2023   13:06 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana alam, salah satunya adalah cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin kencang. Selain faktor alam, perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia juga berdampak pada cuaca ekstrem di Indonesia. Oleh karena itu, mitigasi bencana menjadi penting untuk mengurangi dampak negatif dari cuaca ekstrem dan meminimalkan kerugian.

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak bencana, termasuk mitigasi bencana untuk menghadapi cuaca ekstrem. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memitigasi bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem di Indonesia:

1. Peningkatan sistem peringatan dini

Sistem peringatan dini sangat penting dalam mengurangi dampak cuaca ekstrem. Pemerintah Indonesia harus memperkuat sistem peringatan dini yang sudah ada dan membangun sistem baru yang lebih baik dan lebih akurat. Sistem peringatan dini harus mampu memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat tentang cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin kencang.

Sistem peringatan dini yang lebih baik dan lebih akurat dapat menggunakan teknologi modern seperti satelit dan radar cuaca, serta memanfaatkan data dari stasiun cuaca di seluruh Indonesia. Selain itu, sistem peringatan dini harus dapat mencakup seluruh wilayah Indonesia dan mampu memberikan informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi yang lebih luas dan lebih efektif tentang sistem peringatan dini kepada masyarakat, agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan tepat waktu tentang cuaca ekstrem. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, surat kabar, dan media sosial.

Selain itu, sistem peringatan dini juga harus dilengkapi dengan jalur evakuasi yang jelas dan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah juga harus mengadakan pelatihan tentang evakuasi dan penanggulangan bencana bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem dan dapat membantu diri sendiri dan orang lain dalam situasi darurat.

Dengan sistem peringatan dini yang lebih baik dan lebih akurat serta sosialisasi yang lebih luas dan efektif, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi cuaca ekstrem dan dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat waktu untuk mengurangi dampak bencana.

2. Pengembangan infrastruktur tahan bencana

Pemerintah Indonesia harus membangun infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Infrastruktur yang dimaksud meliputi jalan, jembatan, bendungan, dan gedung-gedung. Infrastruktur yang tangguh dapat mengurangi risiko kerusakan akibat cuaca ekstrem dan memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi bencana alam.

Pemerintah juga harus melakukan evaluasi dan perbaikan pada infrastruktur yang sudah ada, terutama pada daerah yang sering terkena bencana. Evaluasi dan perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli di bidang infrastruktur dan memperhatikan standar keamanan dan ketahanan.

Pada pembangunan infrastruktur yang baru, pemerintah harus memperhitungkan faktor risiko bencana saat merancang dan membangun infrastruktur tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli di bidang mitigasi bencana dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur.

Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan teknologi modern dalam pembangunan infrastruktur yang tangguh, seperti material bangunan yang tahan terhadap gempa dan bahan konstruksi yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Pemerintah juga dapat menggunakan teknologi modern dalam proses pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur untuk memastikan infrastruktur tetap dalam kondisi yang baik.

Dengan infrastruktur yang tangguh, masyarakat dapat terlindungi dari dampak bencana alam dan dapat melanjutkan aktivitas mereka dengan lebih cepat setelah bencana terjadi. Infrastruktur yang tangguh juga dapat memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi bencana alam dan mempercepat proses pemulihan pasca-bencana.

3. Perencanaan penggunaan lahan yang lebih baik 

Pemerintah Indonesia harus memperhatikan perencanaan tata ruang yang tepat untuk mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan pemukiman, industri, dan infrastruktur yang sensitif terhadap bencana di daerah yang relatif aman dari risiko bencana alam.

Pemerintah juga harus memperhatikan keberadaan daerah resapan air, hutan, dan lahan-lahan pertanian dalam perencanaan tata ruang. Keberadaan daerah resapan air dapat membantu mengurangi risiko banjir dan tanah longsor, sedangkan hutan dan lahan-lahan pertanian dapat membantu mengurangi risiko kekeringan dan tanah longsor.

Selain itu, pemerintah harus memperhitungkan perubahan iklim dalam perencanaan tata ruang. Perubahan iklim dapat memperburuk cuaca ekstrem dan memperbesar risiko bencana alam, sehingga perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang.

Pemerintah juga dapat menggunakan teknologi modern dalam perencanaan tata ruang, seperti sistem informasi geografis (SIG), untuk memetakan risiko bencana dan menentukan daerah yang aman untuk pembangunan. Dengan perencanaan tata ruang yang tepat, dapat mengurangi risiko bencana dan memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi bencana alam.

Dalam jangka panjang, perencanaan tata ruang yang tepat dapat mengurangi kerugian akibat bencana alam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemerintah juga dapat meningkatkan efektivitas perencanaan tata ruang dengan melibatkan masyarakat dan berbagai pihak terkait dalam proses perencanaan.

4. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang bencana

Kesadaran masyarakat tentang bencana dan cara menghadapinya juga sangat penting dalam mengurangi dampak bencana. Pemerintah harus mengadakan program sosialisasi yang lebih efektif dan terus-menerus tentang bencana, seperti cara menyiapkan diri dan keluarga dalam menghadapi bencana serta menyebarluaskan informasi peringatan dini dan jalur evakuasi.

Pemerintah Indonesia harus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat tentang tindakan yang harus dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem, seperti evakuasi, pemulihan pasca-bencana, dan tindakan pencegahan.

Pemerintah juga dapat mengadakan kampanye sosialisasi tentang mitigasi bencana kepada masyarakat, baik melalui media elektronik maupun media sosial. Kampanye sosialisasi dapat mengedukasi masyarakat tentang tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak bencana alam.

Selain itu, pemerintah dapat membentuk tim tanggap bencana yang terdiri dari masyarakat setempat untuk membantu dalam penanganan bencana alam. Tim tanggap bencana dapat diberikan pelatihan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk membantu dalam evakuasi, pemulihan pasca-bencana, dan tindakan pencegahan.

Pemerintah juga dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kapasitas mereka dengan memberikan akses ke sumber daya dan informasi tentang mitigasi bencana. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk pusat informasi bencana dan memberikan akses ke sumber daya online yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

Dengan meningkatkan kapasitas masyarakat, masyarakat dapat lebih siap dan mampu dalam menghadapi cuaca ekstrem dan dapat membantu diri sendiri dan orang lain dalam situasi darurat. Peningkatan kapasitas masyarakat juga dapat memperkuat ketahanan nasional dalam menghadapi bencana alam dan mempercepat proses pemulihan pasca-bencana.

5. Kerjasama antarlembaga dan internasional

Kerjasama antarlembaga dan internasional juga penting dalam mengurangi dampak bencana. Pemerintah Indonesia harus bekerja sama dengan lembaga lain dalam menghadapi bencana, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Palang Merah Indonesia (PMI), TNI, Polri, serta lembaga internasional seperti

Pemerintah Indonesia juga dapat bekerja sama dengan negara-negara lain dalam hal teknologi dan pengetahuan untuk mengurangi dampak bencana dan memperkuat sistem peringatan dini.

Berdasarkan uraian di atas, mitigasi bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem di Indonesia sangatlah penting untuk mengurangi risiko bencana alam dan memperkuat ketahanan nasional. Pemerintah harus mengambil tindakan nyata dalam meningkatkan sistem mitigasi bencana di Indonesia.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem, memperkuat infrastruktur dan perencanaan tata ruang yang tepat, serta memperkuat sistem pemantauan dan peringatan dini.

Pemerintah juga harus melakukan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak terkait, seperti lembaga pemantau cuaca, pemadam kebakaran, polisi, dan tim tanggap bencana, dalam menangani situasi darurat.

Dalam jangka panjang, mitigasi bencana dalam menghadapi cuaca ekstrem dapat memperkecil risiko bencana alam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah harus terus memperkuat sistem mitigasi bencana dan melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala untuk menghadapi cuaca ekstrem di Indonesia.

Daftar Pustaka

  1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2021). Statistik Bencana Indonesia. https://bnpb.go.id/berita/statistik-bencana-indonesia
  2. Climate Change in Indonesia - Country Profile 2020. (2020). Climate Analytics. https://climateanalytics.org/media/indonesia-country-profile-2020.pdf
  3. Departemen Pekerjaan Umum. (2012). Pedoman Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. http://bpp.pu.go.id/images/dokumen/buku/pedoman_perencanaan_bangunan_tahan_gempa_dpu.pdf
  4. Global Climate Risk Index 2021. (2021). Germanwatch. https://www.germanwatch.org/en/cri
  5. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Panduan Pengurangan Risiko Bencana Bagi Bangunan Gedung dan Rumah Tinggal. https://www.pu.go.id/storage/app/uploads/public/5b9/9e3/0d3/5b99e30d3f849055307358.pdf
  6. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2018). Strategi Nasional Mitigasi Bencana. http://bnpb.cloud/dibi/tinymce/source/dokumen/pemulihan-stranas-mitigasi-bencana-(1).pdf
  7. National Disaster Management Authority. (2017). School Safety Policy. https://ndma.gov.in/images/guidelines/School-Safety-Policy.pdf
  8. United Nations Office for Disaster Risk Reduction. (2015). Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030. https://www.undrr.org/publication/sendai-framework-disaster-risk-reduction-2015-2030

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun