Keberhasilan keluar dari kategori 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) pada tahun 2024 merupakan sebuah pencapaian yang signifikan dan patut diapresiasi. Ini menandai sebuah babak baru dalam pembangunan dan kemajuan Kabupaten Belu.
Keberhasilan Kabupaten Belu keluar dari kategori 3T pada tahun 2024 memang merupakan tonggak sejarah yang patut dirayakan. Ini menunjukkan bahwa dengan upaya yang konsisten dan terarah, daerah yang sebelumnya dianggap tertinggal dapat mengalami kemajuan yang pesat. Kabupaten Belu  keluar dari kategori 3T memang tidak bisa dilepaskan dari kepemimpinan Bupati Agus Taolin dan Wakil Bupati Aloysius Haleserens. Kebijakan dan keputusan yang tepat sasaran serta kepemimpinan yang kuat telah menjadi kunci sukses dalam transformasi Kabupaten Belu.
Beberapa poin yang perlu disoroti dari keberhasilan ini:
Transformasi Pembangunan: Keluarnya dari kategori 3T menandai pergeseran fokus pembangunan di Kabupaten Belu. Daerah ini kini dapat lebih fokus pada pengembangan sektor-sektor strategis yang sesuai dengan potensi lokal, seperti pariwisata, pertanian, atau industri kecil dan menengah.
Pada sektor Pariwisata pemerintah Kabupaten Belu membuat terobosan yang berarti Pemerintah mendata berbagai destinasi wisata, memperbaiki infrastruktur serta menyebarluaskan informasi melalui media digital. Pemerintah juga memerhatikan anak-anak disabilitas, pemberdayaan kelompok disabilitas berupa pelatihan, pemberian mesin jahit selain bantuan sandang dan sembako kepada lansia dan anak telantar. Juga bantuan peti jenazah bagi masyarakat miskin, bantuan kepada korban bencana dan bantuan rawan pangan bagi masyarakat yang berdampak dengan total anggaran sebesar Rp 40 miliar)
Pada Sektor Pertanian ( Untuk meningkatkan komoditas pertanian pada tahun 2024, Pemkab memberikan bantuan  alat dan mesin pertanian kepada sejumlah kelompok tani, yakni cultivator (10 unit), pompa air (10 unit) traktor roda dua (29 unit), traktor roda empat ( tiga unit), handsprayer (440 unit) dan cornshelter (6). Selain itu, pemerintah juga mendistribusi pupuk subsidi dan pupuk non subsidi kepada kelompok tani.
Pemkab juga mengelola lahan secara gratis seluas 650 hektar dan pembangunan infrastruktur  lahan dan irigasi, yakni pembangunan jalan usaha tani sebesar 38 unit serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Pemerintah juga menggandeng dunia usaha lewat Bank NTT untuk melakukan ekosistem pembiayaan  dan pendampingan yang bertujuan  untuk memandirikan dan memberdayakan  para petani.  Pemerintah juga membantu hasil jual beli produk  pertanian dengan bekerja sama dengan pihak ketiga)
Pada Sektor Peternakan ( Pemkab  terus meningkatkan populasi ternak dan kualitas sapi Timor. Juga mengembangkan dan meningkatkan inseminasi buatan, menyediakan obat-obatan dan vaksinasi untuk mencegah penyebaran penyakit menular hewan).
(Sumber Adv/Prokopim Pemda Belu).
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat:Â Dengan adanya pembangunan yang lebih merata, diharapkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belu akan meningkat secara signifikan. Akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur akan semakin membaik.