Penyebaran virus Sars-Cov-19 di Indonesia telah menyebabkan dampak besar terhadap keberlangsungan pendidikan di seluruh Instansi.Â
Sebuah surat yang diedarkan oleh Menteri Pendidikan berisikan tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), menginginkan agar para peserta didik bisa mendapatkan pembelajaran yang optimal dengan tetap mengutamakan mematuhi protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19.Â
Hal inilah yang menjadi alasan diterapkannya sebuah proses pembelajaran baru yang awalnya secara konvensional (tatap muka di kelas) bertransformasi menjadi daring (online).
Adanya perubahan sistem pembelajaran secara mendadak ini mengakibatkan banyaknya pihak yang dirasa masih belum siap untuk melaksanakan pembelajaran daring (online). Setelah beberapa bulan sejak pelaksanaanya, sistem ini menimbulkan dampak yang tumpang-tindih.Â
Semasa perkuliahan daring, beberapa keluhan dikeluarkan oleh para pelajar dikarenakan bosan ataupun jenuh. Hal ini disebabkan metode pengajaran dirasa monoton dan kurang efektif. Hal serupa juga dirasakan oleh pengajar yang ternyata masih kurang dengan pengajaran sistem berbentuk online, karena lebih cenderung ke perkuliahan konvensional.
Transformasi sistem pembelajaran ini menuntut peserta didik, guru, dan elemen pembelajaran lainnya agar dapat beradaptasi dengan situasi saat ini. Instansi-instansi pendidikan diharapkan dapat memanfaatkan media teknologi dengan sebaik-baiknya demi terciptanya situasi belajar yang kondusif.Â
Dalam hal ini, penerapan model pembelajaran Blended Learning dinilai dapat menunjang efektivitas pengajaran pada saat kelas dilangsungkan. Model pembelajaran ini dapat terealisasikan dengan baik apabila didukung dengan aplikasi teknologi yang membuat peserta didik bisa bertatap muka secara langsung dengan pengajarnya, seperti Zoom, Google Meet dan lain-lain.
Pada proses pembelajaran Blended Learning terdapat dua model yang dianggap bisa menunjang proses daring di tengah pandemi ini, yaitu Enriched-virtual dan Self-paced Learning. Enriched-virtual dapat dilakukan dengan menggabungkan proses pembelajaran online dengan konvensional dalam bentuk live event, yakni pembelajaran yang dilakukan di tempat yang sama secara tatap muka melalui virtual classroom.Â
Bentuk ini dapat memaksimalkan perkuliahan secara online dengan bertatap langsung dengan pengajar tanpa harus datang ke kelas.Â
Para pengajar dapat mengoptimalkan pemanfaatan beberapa aplikasi video conference seperti, zoom dan google meet. Hal ini juga sejalan dengan rasa rindu yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran tatap muka meskipun secara daring.Â
Model pembelajaran ini mempengaruhi peserta didik untuk lebih interaktif dalam proses belajar. Akses materi juga dapat dilakukan kapan saja yang membuat peserta didik dapat mendapatkan berbagai informasi baru. Proses belajar ini tentunya melahirkan rasa antusias dari peserta didik karena tidak monoton berkat berbagai metode dan media pembelajaran yang variatif.
Selanjutnya, dalam Blended Learning terdapat Self-Paced Learning yang menyatukan model pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang tidak memiliki batas waktu, tempat dan akses bahan belajar. Materi yang bersifat praktik dapat disajikan dengan animasi atau simulasi melalui beragam video, sedangkan materi yang berbentuk konseptual bisa dipaparkan melalui teks ataupun multimedia lainnya.Â
Adapun peserta didik yang menjalani praktik di laboratorium dapat memanfaatkan bantuan virtual laboratory. Namun, media ini masih memiliki kekurangan yakni keterbatasan yang hanya bisa dijadikan bahan tutorial.Â
Peserta didik masih tetap membutuhkan praktik langsung di laboratorium untuk membuktikan berbagai teori atau fenomena yang dipelajari. Bahan ajar dapat dibuat dalam bentuk streaming video, audio bahkan e-book yang bisa diakses melalui Youtube, Moodle dan lain-lain. Pengajar juga diharapkan untuk lebih komunikatif dengan peserta didik agar dapat melakukan problem solving atau diskusi lainnya bersama melalui forum chatroom dan sejenisnya.
Adapun hasil dari model pembelajaran Blended Learning dapat diketahui melalui assessment test (berupa kuis atau ulangan) dan project test (berupa protofolio, pembuatan produk, video praktikum, dan lain sebagainya).Â
Adapun assessment test yang dimaksud ialah tes mandiri yang dapat dikerjakan dengan bantuan teknologi dan hasilnya dikirimkan secara online kepada para pengajar. Hal inilah yang akan menjadi pemicu agar peserta didik dapat memanfaatkan sistem teknologi lainnya demi beradaptasi dengan situasi pandemi saat ini.
Blended Learning menjadi solusi yang dikiranya tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi. Penggunaan media konvensional dan online menjadi jembatan bagi peserta didik dan pengajar agar dapat berinteraksi secara langsung meskipun tanpa harus bertemu.Â
Dengan internet, tentunya komunikasi antara peserta didik dan pengajar dapat tercapai sehingga dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif. Bahan ajar juga menjadi penunjang agar pembelajaran online dapat diminati dan dianggap menarik oleh peserta didik. Maka dari itu, kerja sama antara kedua elemen penting dalam pendidikan tersebut sangat signifikan dampaknya.Â
Melalui Enriched-virtual dan Self-Paced Learning, peserta didik dan pengajar diharapkan mampu mengoperasikan dan mengimplementasikan teknologi dalam proses pembelajaran agar dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan. Dengan begitu, model pembelajaran Blended Learning dapat terwujudkan dengan baik dikarenakan kesiapan elemen-elemen penting yang terlibat di dalamnya.
Melalui Blended Learning ini, efektivitas serta kualitas dalam pembelajaran dan pengajaran diharapkan dapat tercapai. Peneraparan media teknologi dan digital dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka, baik berupa berpikir kritis dan problem solving maupun skill berkomunikasi dan kerja sama.Â
Para pengajar dan peserta didik juga diharapkan agar mampu beradaptasi dengan cepat dan memiliki naluri untuk selalu berinovasi yang tinggi guna mencapai tujuan dalam proses belajar-mengajar. Hal inilah yang nantinya menjadi penunjang agar dapat terus berkembang meskipun berada di tengah pandemi Sars-Cov19 ini.
Daftar Pustaka
Kementiran Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2016. Kebijakan Pendidikan Jarak Jauh dan E-learning di Indonesia
Sari, M. Blended Learning, Model Pembelajaran Abad ke-21 di Perguruan Tinggi. Padang: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol.
Yuliati, Yuvia & Saputra, Dudu, S, 2020. 'Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Blended Learning Di Masa Pandemi Covid-19', Jurnal Elementaria Edukasia, vol. 3, no. 1.
Staker, Heather & Horn, Michael, B, 2012. 'Classifying K-12 Blended Learning', Institute of Education Series
Kaur, Manjot, 2013. 'Blended Learning -- Its Challenges and Future', Elsevier
Anonim. 2020. Online Learning, Teaching, and Education Continuity Planning for Schools. United Kingdom: International Baccalaureate Organization
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H