Selanjutnya, dalam Blended Learning terdapat Self-Paced Learning yang menyatukan model pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang tidak memiliki batas waktu, tempat dan akses bahan belajar. Materi yang bersifat praktik dapat disajikan dengan animasi atau simulasi melalui beragam video, sedangkan materi yang berbentuk konseptual bisa dipaparkan melalui teks ataupun multimedia lainnya.Â
Adapun peserta didik yang menjalani praktik di laboratorium dapat memanfaatkan bantuan virtual laboratory. Namun, media ini masih memiliki kekurangan yakni keterbatasan yang hanya bisa dijadikan bahan tutorial.Â
Peserta didik masih tetap membutuhkan praktik langsung di laboratorium untuk membuktikan berbagai teori atau fenomena yang dipelajari. Bahan ajar dapat dibuat dalam bentuk streaming video, audio bahkan e-book yang bisa diakses melalui Youtube, Moodle dan lain-lain. Pengajar juga diharapkan untuk lebih komunikatif dengan peserta didik agar dapat melakukan problem solving atau diskusi lainnya bersama melalui forum chatroom dan sejenisnya.
Adapun hasil dari model pembelajaran Blended Learning dapat diketahui melalui assessment test (berupa kuis atau ulangan) dan project test (berupa protofolio, pembuatan produk, video praktikum, dan lain sebagainya).Â
Adapun assessment test yang dimaksud ialah tes mandiri yang dapat dikerjakan dengan bantuan teknologi dan hasilnya dikirimkan secara online kepada para pengajar. Hal inilah yang akan menjadi pemicu agar peserta didik dapat memanfaatkan sistem teknologi lainnya demi beradaptasi dengan situasi pandemi saat ini.
Blended Learning menjadi solusi yang dikiranya tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi. Penggunaan media konvensional dan online menjadi jembatan bagi peserta didik dan pengajar agar dapat berinteraksi secara langsung meskipun tanpa harus bertemu.Â
Dengan internet, tentunya komunikasi antara peserta didik dan pengajar dapat tercapai sehingga dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif. Bahan ajar juga menjadi penunjang agar pembelajaran online dapat diminati dan dianggap menarik oleh peserta didik. Maka dari itu, kerja sama antara kedua elemen penting dalam pendidikan tersebut sangat signifikan dampaknya.Â
Melalui Enriched-virtual dan Self-Paced Learning, peserta didik dan pengajar diharapkan mampu mengoperasikan dan mengimplementasikan teknologi dalam proses pembelajaran agar dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan. Dengan begitu, model pembelajaran Blended Learning dapat terwujudkan dengan baik dikarenakan kesiapan elemen-elemen penting yang terlibat di dalamnya.
Melalui Blended Learning ini, efektivitas serta kualitas dalam pembelajaran dan pengajaran diharapkan dapat tercapai. Peneraparan media teknologi dan digital dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka, baik berupa berpikir kritis dan problem solving maupun skill berkomunikasi dan kerja sama.Â
Para pengajar dan peserta didik juga diharapkan agar mampu beradaptasi dengan cepat dan memiliki naluri untuk selalu berinovasi yang tinggi guna mencapai tujuan dalam proses belajar-mengajar. Hal inilah yang nantinya menjadi penunjang agar dapat terus berkembang meskipun berada di tengah pandemi Sars-Cov19 ini.
Daftar Pustaka