Mohon tunggu...
MARLINA RESTU SULISTIOWATI
MARLINA RESTU SULISTIOWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Marlina Restu Sulistiowati Membaca, memasak, olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Pendidikan: Peran Keluarga dalam Sosiologi Pendidikan

15 Desember 2023   22:05 Diperbarui: 15 Desember 2023   22:09 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

         Keluarga sebagai salah satu dari tri pusat pendidikan bertugas membentuk kebiasaan-kebiasaan (habbit formations) yang positif sebagai pondasi yang kuat dalam pendidikan  informal. Dengan pembiasaan tersebut anak-anak akan menyesuaikan diri dengan keteladanan orang tuannya.

         Salah satu problem yang marak saat ini adalah pengangguran dan kenakalan remaja. Problematika dalam pendidikan kenakalan remaja merupakan hal yang patut diberi perhatian lebih. Karena melibatkan anak-anak, remaja yang merupakan generasi muda. Kasus putus sekolah kebanyakn menjadi pemicu kenakalan remaja ini. Dari putus sekolah, kurangnya pendidikan baik moral maupun pengetahuan membuat remaja-remaja melakukan hal yang terbilang nekat dan tidak baik yang tidak seharusnya dilakukan.

       Factor yang menjadi penyebab putus sekolah misalnya; factor ekonomi, factor keluarga dan factor lingkungan. Anak-anak yang putus sekolah seperti hanya tamat SS, SMP atau bahkan tidak tamat, akan menjadi beban masyarakat, yang bahkan bisa mengganggu. Seterusnya anak yang putus sekolah akan sulit mendapat pekerjaan yang berakhir menjadi pengangguran. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan intelektual dan pengalaman.

         Namun adapula, anak putus sekolah karna factor keluarga. Dimana keluarga mereka berpikir bahwa ‘sekolah itu tidak perlu.’ Seperti kasus yang sering terjadi di perkampungan atau pedalaman. Dimana anak mereka hanya disekolahkan sampai SD lalu selanjutnya menunggu beberapa tahun yang kemudian dinikahkan. Hal ini sangatlah mengkawatirkan. Karena keluarga mereka belum bisa berpikir terbuka dan mengikuti adat.

        Dan pemerintah akhirnya berupaya untuk keluar dari situasi tersebut. Dengan cara membuat UU yang mewajibkan anak bersekolah minimal 12 tahun, seperti yang tertera pada UU Pasal 31 UUD 1945. Dan seiring dengan perkembangan zaman, kasus putus sekolah sudah mulai berkurang. Dan kenakalan remaja tidak marak seperti sebelumnya.

        Kesimpulannya, Keluarga sebagai salah satu pusat pendidikan maka keluarga bertugas dalam membentuk karakter yg baik bagi anak. Lingkungan yg baik maka akan membentuk karakter yang baik juga bagi si anak, begitupun sebaliknya jika lingkungannya buruk maka akan terbentuklah karakter yang buruk. Maka dari itu pendidikan karakter akan terbentuk didalam sebuah keluarga, cara mendidik orang tua akan berpengaruh juga kepada pola hidup dan cara berpikir anak. Maka dari itu orang tua adalah salah satu faktor penting dalam memberikan contoh teladan untuk sang anak, dan perlu dilakukan penelitian terkait peran orang tua dalam memberikan motivasi dan khususnya motivasi sekolah pada anak-anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun