Rudi yang memahami bahwa perceraian itu adalah sebab dari kesalahan ibunya tentu kecewa, dia kecewa bahwa benar suara burung yang pernah ia dengar adalah benar. Namun berita itu selalu ia tampik, tidak mungkin ibunya melakukan itu karena ibunya adalah wanita yang baik, lemah lebut, sabar dan menutup aurat. Namun siapa sangka bahwa ibunya Rudi pernah melakukan kesalahan itu, khilaf karena saat itu ayah Rudi sangat jarang di rumah di sebabkan pekerjaannya sebagai seorang kontraktor bangunan harus lebih banyak di lapangan. Justru Rudi beranggapan bahwa ayahnyalah yang nakal.Â
"Ibu.."Â
Rudi meraih bahu ibunya dan memeluknya,Â
"Rudi tidak benci ibu, Rudi sayang ibu walau ibu yang salah"Â
Ibu Rudi semakin menangis keras,Â
"Maafin Ibu Rud, ayahmu tidak salah ninggalin ibu, semua adalah kesalahan ibu nak"Â
Rudi mencium kepala ibunya sambil mendekapnya erat,Â
"Rudi yang minta maaf karena bikin ibu selalu sedih, maafpin Rudi ya bu"Â
Ibu dan anak itu berpelukan penuh kasih sayang. Usia Rudi sudah matang untuk berpikir lebih dewasa, dia mulai mengolah hatinya dengan baik dan menerima kenyataan, demi kebaikan semua akhirnya Rudi menyanggupi permintaan ibunya untuk bertemu ayahnya, karena bagaimanapun ayah Rudi bukanlah yang bersalah.Â
The end...Â
*