Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Membenci

21 Mei 2023   12:25 Diperbarui: 21 Mei 2023   13:09 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Rudi menangis sambil duduk di depan kamar Rudi, ia memahami perasaan Rudi. Tapi Rudi tidak mengetahui penyebab perpisahan orang tuanya bahwa sebenarnya perceraian itu terjadi karena ibu Rudi yang sempat bermain api dengan teman SMAnya. Saat itu mereka reuni sekolah dan bertemu sampai akhirnya terjadi perselingkuhan di antara ibu Rudi dan teman lamanya.

5 bulan berjalan aman, sampai akhirnya ayah Rudi memergoki ibunya bersama lelaki itu di sebuah bioskop, dan setelah itu rumah tangga mereka menjadi tidak harmonis lagi. Sering terjadi pertengkaran, dan sampai akhirnya bercerai. Ayah Rudi memilih pergi merantau sampai akhirnya bertemu dengan wanita lain yang bisa memahaninya, bahkan istri barunya tidak pernah keberatan jika ayah Rudi tetap menafkahi anak dan mantan istrinya itu.

Rudi tumbuh menjadi anak yang keras kepala, egois, pendendam, dan minder. Sifat Rudi merupakan Dampak Perceraian kedua orang tuanya. Ibu Rudi tidak mengkin menceritakan permasalah yang sebenanrnya, walau dia sampai saat itu sangat menyesali semua apa yang sudah dia lakukan. Perselingkuhannya adalah perbuatan dosa, namun setelah bercerai toh kekasihnya tidak mau menikahinya dan memilih menjauh karena dia sendiri sudah memiliki istri dan dua anak. Lelaki itu lebih memilih menyelamatkan rumah tangganya, daripada harus menikah dengan selingkuhannya yang sudah memiliki satu anak. 

Ayah Rudi menghubungi ibunya via ponsel, memastikan pertemuannya dengan Rudi. Ibunya menerima panggilan dari ponsel dan berjalan menuju ruang tamu. Diam-diam Rudi keluar kamar dan mendengar obrolan ayah dan ibunya. Ibu Rudi memilih ruang tamu sebagai tempat yang aman untuk mengobrol dengan mantan suaminya itu. Terdengar ibu meminta maaf karena tidak mampu meyakinkan Rudi untuk bisa bertemu dengan ayahnya, padahal ayah Rudi sudah berada di kota itu, di kota di mana Rudi dan Ibunya tinggal. Ayah Rudi memohon-mohon, dia mengungkapkan kerinduannya yang begitu dahsyat untuk bertemu dengan anak kandung yang dia tinggalkan beberapa tahun silam. 

Tetapi dari obrolan itu, Rudi paham kenapa ayahnya pergi. 

"Mas.. aku nggak sanggup menceritakan pada Rudi bahwa kita bercerai karena kecuranganku padamu, aku takut Rudi membenciku" adu ibunya Rudi pada mantan suaminya, 

"yang dia tahu bahwa kamulah yang bersalah, tega meninggalkan aku dan dia, bahkan dia tidak suka memakai semua barang yang kamu belikan mas, dia juga tidak senang jika aku beritahu bahwa selama ini ayahlah yang menafkahinya" 

ibunya bicara sambil menagis, 

"aku takut mas, kalau Rudi tau justru dia akan membenciku dan membenci kita berdua, aku takut dia pergi dan memilih hidup sendiri" 

suara tangis ibu Rudi semakin pecah dan melepas ponsel di tangannya, ia pun menangis sejadi-jadinya di sofa yang juga peninggalan ayah Rudi. Ayah Rudi sebenarnya orang yang sangat baik, dia hanya kecewa karena ternyata istrinya menghianatinya. 

Namu walau begitu saat ayahnya pergi, dia memberikan rumah sebagai tempat tinggal anaknya bersama ibunya, dan setiap bulan mengirim nafkah. Kesalahan ayahnya adalah tidak rutin mengunjungi Rudi, sehingga tumbuh kebencian bahwa Rudi merasa di campakkan, tidak diperhatikan dan tidak di anggap oleh ayahnya sendiri. Harusnya walau sudah bercerai, ayahnya menghubungi dia walau sekedar bicara lewat ponsel, tapi bagaimana juga akan bicara sedang Rudi sudah mulai membenci ayahnya sejak ayahnya pergi meninggalkan rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun