kutulis lagi, tapi tanpa air mata lagi
dengan denting yang lirih kali ini
bolehlah sekedar cerita tanpa suara
agar dapat mereka baca
nanti... disana...
seuntai cita-cita mengalung indah di leher cinta
ada deru menggebu di dasar harap
terima saja, setelah sejati kau caci
mimpi, hanya tentang mimpi dan benci
kenapa benci?
telah kubenci sebelum pagi
benci untuk bermimpi...
tapi ini cerita, hanya tentang mimpi dan misteri
dan apa kabar masa lalu?
lalu, sesingkat aku pergi ke masa itu
menengok saja, dan tersenyum indah setelahnya....
iya.. tentang malam ini
biar selalu terus begini, sembunyikan langkah di balik senyum
ah tak mampu lagi ku menulis, melukis
ku akhiri berkawan hari
berteman senyum menutup mimpi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H