Dan ternyata keputusannya tidak salah, buktinya dia bahagia dengan keluarga kecilnya, mempunyai suami yang dapat memenuhi kebutuhan lahir dan bathinnya serta mempunyai anak-anak yang penurut.
Walaupun......sewaktu anak-anaknya masih kecil, kerepotan selalu menghampirinya, tetapi dengan ikhlas dia jalani semuaa itu.
Kini ketiga anaknya sudah menginjak remaja, , kerepotannya sudah berkurang, mereka sudah bisa diajak diskusi dan kerja sama, contohnya dalam bulan puasa ini, mereka antusias bersama-sama membuat masakan untuk buka puasa.
Bulan puasa selalu membawa cerita, Â dengan banyaknya penjaja makanan dadakan yang muncul di sepanjang jalan komplek, serta banyaknya undangan bukber atau buka bersama.
" Ayah.... mak cik Tob ngundang bukber loh"  kata Tasha,  saat lagi santai berduaan dengan suaminya  didepan tivi
" oh ya kapan?
" Besok Sabtu " katanya, Â sambil bermanja-manja, melepaskan rindu. Rindu selama hampir dua minggu ditinggal dinas,Â
***
Suasana kediaman Mak Cik Top sudah ramai, sanak saudara dari BABEL (Bangka Belitung) sudah berkumpul, sebagai yang ditetuakan, rumah beliaulah yang kerap sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar suaminya.
Sudah tradisi sambil menunggu beduq Magrib, acara dimulai dengan tausiyah oleh salah satu kerabatnya yang merangkap sebagai Ustadz, sholat Magrib berjamaah dan ramah tamah, makan malam bersama.
 Ahirnya Azan Magribpun berkumadang, setelah terlebih dahulu membatalkan dengan segelas air putih, merekapun sholat Magrib berjamaah.