" tidakkah kamu menyium bau jelaga yang sangat menyesakkan? " ujar gagak
" kami menyiumnya  juga, tetapi tak terpikir kalau hutan sebelah terbakar" ujar sang tetua.
Sesaat setelah percakapan antara tetua dan gagak, api yang terbawa oleh  angin kencang dengan seketika melahap hutan yang di diami tetua dan kelompoknya, merekapun panik dan berusaha lari dan menyelamatkan diri masing-masing, tak terkecuali Kunyik anak semata wayang dari sang tetua.
Â
***
Kunyik menyaksikan orang tuanya hangus terbakar saat berusaha menyelamatkan dirinya dari kobaran api dan asap didalam hutan itu.Â
Kunyik tak mampu menentang kehendak Tuhan, dirinya hanya menerima dengan hati yang ikhlas, kini dia hidup sebatang kara, tertatih ia melangkah keluar dari hutan, Â sembil menutup hidungnya untuk menghalau asap yang sangat menyegat.
***
" Pak, orang utannya sudah siuaman "Â
" ya sudah, kamu beri dia makan dan mandikan, setelah itu bersihkan luka-lukanya "
" baik pak! "