[KC] Pakde,... I love You
Nama : Marla _Lasappe
NO: 25
Â
 CINTA... terkadang datang tidak pada waktunya, seperti cintaku dan pakde.
***
Â
Namaku Lina,p aku adalah anak broken home, ayah dan ibuku bercerai saat usiaku masih sangat kecil. Aku dititpkan kekeluarga ayahku  lebih tepatnya ke kakek dan nenek yang tinggal di Makassar.
Dibawah asuran mereka, aku tumbuh menjadi gadis yang mandiri, pintar dan sholehah,cinta kasih kakek dan nenek yang begitu tuluslah hari-hari tanpa orang tua kandung bisa kulalui dengan bahagia
***
" Linaaa ... jadi ko kuliah di Jakarta? " kata kakek yang menghentakkan lamunanku
" Iye, kek, saya mau jadi Akuntan seperti kita, dan sekolah yang bagus itu hanya  ada di Jakarta, trus kalau saya lulus nanti,  bisa langsung kerja dan jadi pegawai Negeri kek" katakutel
" Ya ... sudah mi kalau begitu, itu keputusanmu, tapi sebelumnya jangan lupa ko beritahu ke ayah dan ibumu ya, kalau ko , mau kuliah di Jakarta, takutnya nanti ada apa-apa, kakek dan nenek yang disalahin"
" Beres kakekku sayang,.... " sambil kuciumu pipi kakekkuÂ
***
Kuliah di Jakarta adaalah mimpi besarku, tetapi meninggalkan kedua kakek dan nenekku adalah mimpi buruk bagiku, apakah aku sanggup meninggalkan keduanya? yang sedari kecil telah merawatku? bukankah seharusnya akulah yang gantian merawatnya?
Tak terasa air mataku menetes dari balik jendela pesawat, " maafkan Lina, kek, nek, suatu saat kita pasti berkumpul kembali".
***
" Lina ya ? anaknya mbak Ria " seseorang menyapaku
" Betul, om eh mas " kataku gugup bercampur senang.
" Kenalkan aku Didi, anak mbah Murti, budhe ibumu " katanya memperkenalkan diri.
" Jadi .. aku harus panggil pakde Didi ya? "
" iya" katanya
Sepanjang perjalanan dari bandara ke rumah mbah Murti tak terasa, suasana kaku hilang seketika, pakde Didi pandai mencaikan suasana.
Singkat ceritannya hari-hari baru di Jakarta, yang semula kupikir tidak terlalu nyaman, karena jauh dari kakek dan nenek terhapus dengan kebaikan dan perhatian dari  pakde Didi.
" Lina.... kamu ndak usah ikut Bimbel, pakdemu pasti bisa mengajarkan, wong dia alumni dari sana "
" kamu sanggup kan Di, ngajarkan si Lina? " ujar mbah Murti ke pakde DIdi, dan dijawab dengan anggukan setuju.
***
Hari-hari di Jakarta, terasa indah dan tidak membosankan, setiap senja kami mengphabiskan waktu untuk mengulik-ngulik soal yang pernah ada,sebagai bahan latiahan untukku.
Tak terasa, ada getar-getaran, aneh yang merasuk dalam sukmaku, tetapi aku berusaha menghapus, aku menyakinkan diriku, kalau pakde tak pantas untukku, pakde, titik
Di suatu senja
"Lina.....pakde memegang tangan dan menatapku
"Aku .... aku ...." pakde memelukku
Aku tahu pakde tidak sanggup mengucapkan kalau dia sebenarnya menyukaiku juga, larangan dari berbagai pihak telah meluluh lantahkan kisah cinta kami.
Â
Â
***** tamat*****
untuk membaca karya peserta lain silahkan klik Fiksiana Community
mari bergabung di Fb Fiksiana Community
pic by uncle google
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H