" Iye, kek, saya mau jadi Akuntan seperti kita, dan sekolah yang bagus itu hanya  ada di Jakarta, trus kalau saya lulus nanti,  bisa langsung kerja dan jadi pegawai Negeri kek" katakutel
" Ya ... sudah mi kalau begitu, itu keputusanmu, tapi sebelumnya jangan lupa ko beritahu ke ayah dan ibumu ya, kalau ko , mau kuliah di Jakarta, takutnya nanti ada apa-apa, kakek dan nenek yang disalahin"
" Beres kakekku sayang,.... " sambil kuciumu pipi kakekkuÂ
***
Kuliah di Jakarta adaalah mimpi besarku, tetapi meninggalkan kedua kakek dan nenekku adalah mimpi buruk bagiku, apakah aku sanggup meninggalkan keduanya? yang sedari kecil telah merawatku? bukankah seharusnya akulah yang gantian merawatnya?
Tak terasa air mataku menetes dari balik jendela pesawat, " maafkan Lina, kek, nek, suatu saat kita pasti berkumpul kembali".
***
" Lina ya ? anaknya mbak Ria " seseorang menyapaku
" Betul, om eh mas " kataku gugup bercampur senang.
" Kenalkan aku Didi, anak mbah Murti, budhe ibumu " katanya memperkenalkan diri.
" Jadi .. aku harus panggil pakde Didi ya? "