You And Me RTC
Tom and Pisces
FOR YOUR EYES ONLY
Olleh : Buyut Trader dan Marla Lasappe Thalib
“Ya Tuhan….,” rasanya aku tak percaya bisa kembali menatap wajahku di cermin.
“Bersyukurlah Bika,” dr Marla menyentuh pundakku.
Dari cermin kulihat bibirnya tersenyum lembut. “Kamu sekarang bisa melihat lagi.”
“AlhamduliLLAH….” Aku berbisik memuji-NYA. Perlahan ada embun di mataku, embun itu semakin menebal, lalu berubah menjadi hujan, hujan yang deras.
Entah berapa lama aku lalui lorong gelap ini.
Sejak kecelakaan yang merusak retina mataku, hari hari datang dan pergi tak ada arti.
Waktu serasa berhenti, hampir saja aku menyerah, masa depan seperti apa yang bisa diharapkan dari orang buta sepertiku.
Tapi dekapan dan kecupan hangat Tora, selalu membuatku teguh kembali. Dia menuntunku melewati hari hari tanpa cahaya.
Membimbingku melalui tebing depresi. Menyuapiku dengan semangat setiap hari.
Lalu, suatu hari dia datang memelukku, dan berbisik “Bika..ada kabar gembira nih. Sudah ada pendonor yang cocok. Kamu akan bisa melihat lagi, beib.”
Aku terdiam, nyaris tak percaya. Kurasakan ada cairan menetes dipundakku, Tora menangis, memancing tangisku.
Lalu ... kami berpelukan dengan penuh haru dan menangis tanpa suara.
***
Hari hari selanjutnya akupun disibukkan oleh serangkaian tes dari tim dokter yang dipimpin dokter Marla. Hingga tak kusadari, semakin mendekati hari H, Tora semakin jarang menjengukku.
***
“Dokter, bolehkah saya tahu, siapakah yang telah mendonorkan matanya? Andai dia sudah meninggal, ijinkan saya menemui keluarganya.”
Dr Marla hanya tersenyum dan mengeleng menjawab pertanyaanku, “Maaf Bika, aku tak bisa buka identitas dia. Ini kode etik kami.”
Lalu dia menatap mataku sembari berkata, “Yang bisa kuberitahukan hanya sebatas informasi, bahwa pendonormu masih hidup.”
Aku tersentak, masih hidup? “Dokter, tolong pertemukan saya dengannya….tolong dok..’” aku memohon mengiba, tapi dia tetap tak bergeming.
Semua usaha sudah aku lakukan, tapi tetap tak ada satupun informasi yang kudapatkan.
Hingga akhirnya aku menyerah untuk mengenal siapa pendonorku, karena ada masalah lebih penting muncul di hari hari bahagiaku ini.
Tora menghilang tanpa pamit semua temannya, bahkan saudara nya tak ada yang tahu dia berada dimana sekarang. FB, Instagram, juga twitternya semua non aktif.
Hari hari yang seharusnya kunikmati dengan kebahagiaan, berubah menjadi kegetiran.
Sekarang, aku sudah bisa melihat dunia, tapi tak kutemui cahaya di dalamnya. Hanya mendung dan kegelisahan yang ada, tanpa Tora di sisiku.
Akhirnya aku pasrah, kuputuskan kembali jalani hidupku yang sudah lama terbengkalai.
***
Satu tahun kemudian….
Pada suatu senja, kunikmati rehat di pantai Losari, saat kunjungan kerja ke Makasar. Kuhabiskan waktuku susuri bibir pantai. Menjauh dari kerumunan orang. Tiba tiba kudengar sayup sebuah lagu dinyanyikan dengan merdu, di iringi petikan gitar. Lagu yang sangat aku kenal.
Bergegas aku melangkah ke asal suara itu, yang ternyata sebuah café kecil di ujung jalan.
Ternyata .. lagu itu telah usai, ketika kakiku melangkah memasuki café. Sang Penyanyi sudah turun dari panggung kecil.
Seorang pria membantu memapahnya turun, rupanya penyanyi itu buta. Lalu dia gunakan tongkatnya tuk melangkah, ke arahku.
Wajah tirus, dengan kaca mata hitam menutupi kebutaannya.
Wajah yang selalu kurindukan ..."Tora..."
***
Karya ini diikutsertakan dalam Event You & Me RTC di FB Rumpies The Club
Tom adalah kucing blasteran yang cakep, berhubung blasteran dia tidak suka makan ikan bakar
Pisces adalah ikan cantik yang licin dan penggembira
Pict by uncle google
Surabaya -Pamulang, 18 September 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H