Dengan wajah lesuh Nina memandangi notif di bbmnya, hatinya kecut manakala tiap membaca status dari orang yg selama ini dekat dengannya...
" Akh.. Selalu saja aku multi tafsir menerjemahkan guratan-guratan yang tertoreh dalam setiap bait statusnya " guman Nina dalam hati.
Dan hati Ninapun mulai goyah ....
Haruskah dia mundur ??????
***
"Nina ... status itu bukan untuk siapa-siapa, hanya iseng saja" kata Rio dalam bbm balasannya
" Itu artinya, bukan untukku juga kan?" balas Nina geram.
"Trus apa gunanya keberadaanku selama ini?, jika kamu selalu membuat status tidak jelas macam itu ?
kamu tidak mengerti perasaanku ! " dengan tambahan emotian marah pada balasan bbmnya, Ninapun semakin geram.
Tapi.. Bukan Rio namanya kalau tidak bisa membuat Nina tenang ....
"Nina... Jangan suudzon sayang,..... cintaku hanya untukmu, tahukah kamu hampir setiap saat dalam doaku hanya ada satu nama yang selalu kupanjatkan dan kupinta untuk suatu saat akan menjadi pendamping hidupku, kamu mau tahu siapakah itu ? Dia adalah kamu ..... Nina Juwita."
Nina termenung sejenak membaca satu- persatu bait bbm balasan dari Rio,
" Seharukan aku tidak gampang cemburu, dan suudzon dengannya " guman Nina lirih .
****
Keesokan harinya
"Hallo Nina... " Terdengar suara Seseorang menyapa
" Mas Rio ?" Nina sambil mengucek-ngucek matanya untuk meyakinkan kalau didepannya itu adalah Rio kekasihnya.
Riopun hanya mengangguk dan tersenyum.
" Tapi... Mas ...wajahmu kenapa pucat dan  seluruh tubuhmu dingin?"
Dengan tatapan kosong, Rio kembali hanya tersenyum , dan hanya berkata lirih "aku selalu sayang dan cinta sama kamu sampai akhir hayatku" Â kemudian dia memeluk Nina dengan eratnya dan mengecup kening Nina.
Beberapa saat kemudian ....
"Maaf Nin... Mas harus pergi" Riopun melepaskan pelukannya berlahan dan pergi berlalu meninggalkan Nina yang hanya terdiam penuh keheranan dengan seribu tanda tanya. .
****
Pada waktu yang sama di ruang IGD RSUD TangSel
" Tolong selamatkan nyawa anak saya dokter... " terdengar suara lirih seorang ibu yang sangat ketakutan akan kehilangan nyawa anaknya,  kepada  seorang  dokter yang menangani anaknya  di rumah sakit tersebut.
" Maaf bu.. Kami sudah semaksimal mungkin menolong anak ibu, tetapi Allah berkehendak lain, anak ibu menemui ajalnya, sesaat setelah kami menghentikan pendarahan yang terjadi pada otaknya, akibat kecelakaan tersebut "
" Innalillahiwainnalhi rojiun..."
" Riooooooo......... Jangan tinggalkan ibuuuuuuuuu " .
*** Bersambung ***
pic by uncle google
Pamulang, 7 November 2014 /MSL/fiksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H