Untuk lelah yang tak kunjung sirnah
Kubangun kembali di pagi ini
Angin berhembus memaksaku menarik selimut hangatkan badan
Ayam berkokok memintaku untuk bangun
Matahari yang dengan pasti akan segera tiba membawa terang sungguh cepat bersinar
Memulai dengan doa untuk syukur kepada-Nya
Namun entah kenapa pikiran, hati, dan tubuh ini tak sepenuhnya semangat
Hari ini akan kembali pada rutinitas kemarin dan akan tetap demikian
Sampai kapan?
Entah lah, jalani demi sesuap nasi menjadi mimpi di hari ini
Pergi jauh dari ibu dan ayah
Mencari jati diri siapa aku sebenarnya
Beradaptasi hingga akhirnya kata habis dan mulut membungkam
Ooo dunia
Ayolah,
Mari berganti
Berikan aku ketenangan yang mumpuni
Tidak bersyukur adalah dosa
Bersyukur membuatku gila
Ya, gila akan kenyataan yang semakin tak dapat dimengerti
Jenuh
Ingin tidur di alam bebas tanpa beban dan tanggungjawab
Namun bagaimana caranya?
Apakah aku harus menjadi tuhan atas diriku?
Atau haruskah aku menghadap Dia dengan tanpa ada jarak?
Siapa yang mampu menjawab?
Siapa yang mempu memberikan ketenangan itu?
Tak dapat dimengerti namun harus tetap dijalani
Kebenaran yang acapkali berbeda dengan kenyataan hanya akan diindahkan lewat ancaman masa depan
Janji manis yang entah bagaimana besarnya dosa atas penghianatan
Sampai kapan semua ini akan berjalan sedemikian?
Tidakkah Tuhan Yang Maha segalanya bisa menghentikan semua drama ini?