Mohon tunggu...
Markus Fernando Siahaan
Markus Fernando Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Pengelana

Aktualisasi tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Damai dalam Damai

13 Mei 2021   16:19 Diperbarui: 13 Mei 2021   16:24 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

13 Mei 2021

Sebuah kisah dalam damai

Berawal dari menit berganti

Diikuti bulan yang selalu mendampingi hari

Kini tiba saatnya kebhinnekaan dikumandangkan

Surga  kebhinekaan yang didambakan terealisasikan

Sabang hingga Merauke sedang bersukacita

Dimana perbedaan meningkatkan keeratan tali toleransi

Walau terlihat berbeda namun menjadi keindahan

Pada hari ini, Ibadah peringatan kenaikan Yesus Kristus digelar

Doa yang tulus dihanturkan dalam tangan yang terlipat

Damai sejahtera melingkupi menjadi bukti nyata keselamatan

Mempersiapkan tempat bagi pribadi yang percaya kepada-Nya

           

Lonceng berbunyi tanda persekutuan berlangsung

Semua bersiap menunggu kedatangan Roh Kudus

Jangan takut dan jangan risau

Tugas panggilan akan kita tunaikan

Hari Raya Idul Fitri kini tiba

Azan masjid dikumandangkan

Bersama memohon kepada Yang Kuasa

Sembari bersyukur atas kemenangan melewati bulan puasa

Izinkan ku sampaikan mohon maaf lahir dan batin

Walau kini terulang kisah, kita tak dapat berjumpa

Karena pandemi melanda ibu Pertiwi

Namun itu bukan alasan pilu

Teknologi yang begitu canggih

Kita dapat melepas rasa rindu

Bercengkrama seperti biasa kita lakukan

Bahagianya rasa rindu itu terobati

Tahun depan pandemi berakhir

Dengan yakin dan percaya atas kemenangan besar ini

Kendali utama ada pada kita

Yang Kuasa sudah membuka jalan

Saat ini aku dan kamu masih memiliki kesempatan

Bersama kita untuk memaksimalkan hidup

Berbagi dalam kekurangan adalah kebaikan yang besar

Dunia ini sementara, jangan sia-siakan

Indonesia yang kaya akan perbedaan

Tetap mesra dalam kedamaian

Rukun melukis surga kebhinekaan

Jaya dalam mimpi, asa, dan kerja terimplementasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun