Mohon tunggu...
Petunmarkus
Petunmarkus Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menulis, membaca, olahraga (Bulutangkis, tenis meja), jalan-jalan, dan pemberi rekoleksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Writer's Block

20 Juli 2024   21:17 Diperbarui: 20 Juli 2024   21:23 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar KBMN PGRI GELOMBANG 31 

Oleh Markus Masan Bali

Resume kedua puluh tiga

Gelombang 31

Rabu, 10 Juli 2024

Tema : Mengatasi Writer's Block

Narasumber: Ditta Widya Utama, S.Pd. Gr

Moderator: Edmu Yulfizar Abdan Syakura, Gr., M.Pd

Rabu malam 10 Juli 2024 ada sebuah tema yang sering menghantui para penulis. Hal itu dirasakan juga oleh saya. Pemateri malam ini adalah seorang Ibu guru yang mempunyai yai segudang prestasi yang mau berbagi dengan ilmu dengan para peserta KBMN PGRI Gel. 31. Narasumber tersebut adalah Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr. Sementara itu moderatornya adalah Edmu Yulfizar Abdan Syakura, Gr. M.Pd.

Pertemuan diawali dengan sapaan hangat dari moderator, lalu dilanjutkan dengan ajakan untuk berdoa sebelum memulai pertemuan. Kemudian modertor menampil pilkan urutan acara yang dimulai dengan pembuakaan, pemaparan materi, tanya jawab, dan penutup. 

Kemudian moderator memperkenalkan narasumber yang akan membawakan materi dengan judul Mengatasi Writer's Block dan memperkenalkan dirinya. 

Setelah itu, narasumber mulai memaparkan materinya. Pertama tama narasumber bertanya kepada para peserta tentang pernahkah ibu/bapak menulis diary saat kecil/remaja? Jawaban dari para peserta sebagian besar menjawab pernah sesekali, pernah dan ritun dan ada juga belum pernah. 

Pertanyaan selanjutnya, adalah peranh ibu bapak menerbitkan buku? Jawaban peserta adalah ada 6 orang pernah menulis buku solo, 17 pernah menulis buku antologi, dan belum pernah ada 3 orang. Pertanyaan ketiga adalah apa yang ang biasanya ibu bapak tulis (baik yang sudah dipublish d h di blog/buku/masih dilaptop/buku catatan)?

Jawaban atas pertanyaan ini sangat beragam. Disepakati bahwa menulis itu adalah kata kerja. Menulis itu harus dilakukan agar la menjadi bermakna. Namun terkadang kita berada pada titik yang seolah-olah kehilangan ide. 

Produktivitas kita dalah menulis kurang dan melambat. Kondisi semacam ini kemungkinan besar kita terserang virus writer's block. Istilah ini pertama dipekernalkan oleh Edmund Bergle, seorang psikoanalis Amerika pada tahun 1940-an. Secara sederhana Writer's block dimaknai sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk menulis. 

Kondisi WB ini tidak hanya dirasakan dalam hitungan detik, menit, jam, tetapi kadang berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bisa jadi tahunan. Lalu apa yang dilakukan jika mengalami WB seperti ini? Hal perlu dilakukan adalah perlu tindakan kuratif yang tepat agar bisa kembali menulis. Perlu dianalisis, apa yang menyebabkan seseorang tidak bisa menulis atau menurun produktivitas menulis. 

Ada banyak factor yang menyebabkannya seperti tidak ada ide, terlalu banyak ide, sibuk, tidak ada mood untuk menulis, sedang banyak pikiran, sedang lelah secara fisik, sedang pada titik jenuh atau bosan, merasa tulisan belum sempurna, masih takut dikomentari orang, belum paham dengan topik atau tema yang akan ditulis, dan lainnya. Bila melihat banyak factor penyebab WB, maka cara untuk mengatasinya pun sesuai dengan penyebabnya. Untuk itu kita perlu mengenali dengan bai kapa yang menyebab kita mengalami WB.

Bagi yang sedang mengalami lelah fisik, maka obatnya adalah istirahat sejenak, melakukuan healing, melakukan mindfulness, atau aktivatas laing yang bisa membantu lebih fresh lagi agar bisa siap menulis kembali. 

Bagi yang belum ada ide, bisa jadi memilih pergi ke perpustakaan, membaca artikel/buku, atau melakukan hal lain yang bisa memancing ide menulis keluar. 

Bagi yang merasa tulisan belum sempurna, bisa jadi meminta teman dekat untuk mengoreksi terlebih dahulu. Meminta masukan sehingga bisa melakukan revisi dan akhirnya menerbitkan tulisan. 

Bagi yang sedang sibuk, mungkin akan mencari gold time menulis dan meluangkan waktu walau sejenak untuk tetap menulis, bahkan jika sangat sibuk, setidaknya tiga paragraph tetap menulis. Sementara yang sedang tidak ada mood untuk menulis bisa mencari moodbooster tersebih dahulu. Banyak solusi yang dilakukan agar dapat mengatasi WB tersebut.

Setelah memberikan beberapa solusi untuk mengatasi Writer's block, narasumber memberikan tantangan untuk membuat kalimat berdasarkan benda yang diamati. Tantangan yang kedua adalah membuat dua kalimat dengan diawali: saat ini, dan aku ingin. 

Tantangan ketiga adaalah membuat satu paragraph berdasarkan gambar penjepit jemuran. Tantangan ini sebenarnya hanyalah simulasi untuk membantu penulis agar terhindar dari WB.

 Bila kita terserang virus WB kita dapat melihat sekeliling sejenak, fokus di satu benda, lalu menjadikannya sebagai sebuah tulisan. Kita juga bisa bertanya pada diri, apa yang saat ini terjadi? Apa yang kita inginkan, saat buntu takt ahu menulis apa, curhat saja dulu lewat tulisan. Atau kembali kenajamkan indera untuk melihat hal-hal sederhana agar bisa menjadi ide tulisan. 

Satu hal paling penting sebagai penulis adalah niat. Untuk menjadi penulis sebainya harus sudah siap untuk konsisten, siap untuk belajar dan dikritik karena karya kita bisa jadi buah bibir orang lain, mendapat kritikan, masukan atau saran dan lain-lain yang mendorong kita untuk terus belajar dan belajar lagi ilmu kepenulisan. Menjadi penulis pun siap ditolak.

 Ditolak penerbit, ditolak panitia lomba/seleksi, ditolak redaksi dan lain-lain. Dan tentu saja untuk penulis harus siap untuk menjadi unik, karena tak aka nada Ahmad Tohari kedua. Tak kan ada Andrea Hirata kedua. Tak kan ada Omjay kedua. Masing-masing kita punya keunikan. Kita pasti punya.

Setelah memaparkan materinya, narasumber mengembalikan waktu kepada moderator dan siap untuk masuk sesi tanya jawab. Ada banyak pertanyaan dari Pak Antoro yang larut dalam menulis sampai lupa waktu, ada pertanyaan dari Pak Asep yang bertanya tentang bagaimana trik praktis mengalahkan WB. Jawabalah yang diberikan oleh narasumber sangat memuaskan para peserta.

Akhirnya setelah sesi tanya jawab, pertemuan kedua puluh tiga pun ditutup. Para perserta merasa sangat puas karena mendapatkan ilmu yang sangat berarti.

Terima kasih

Berkah Dalem

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun