Mohon tunggu...
Petunmarkus
Petunmarkus Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menulis, membaca, olahraga (Bulutangkis, tenis meja), jalan-jalan, dan pemberi rekoleksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Penulis Buku Mayor

9 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 9 Juli 2024   19:03 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KBMNI PGRI PERTEMUAN 20

Oleh Markus Masan Bali

Resume kedua puluh 

Gelombang 31

Rabu, 3 Juli 2024

Tema              : Menjadi Penulis Buku Mayor

Narasumber : Joko Irawan Mumpuni

Moderator   : Dail Ma'ruf

Rabu malam 3 Juli 2024, adalah malam yang penuh kesibukan. Saya diminta oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia untuk menjadi notulis dalam acara PERNAS KATEKIS V (Pertemuan Nasional Katekis V) yang berlangsung dari tanggal 1-4 Juli 2024. Pertemuan ini berlangsung di Gedung Konferensi Wali Gereja Indonesia yang terletak di Jl. Cut Mutiah Menteng Jakarta Pusat. Utusan utusan yang hadir dalam PERNAS KATEKIS V berasal dari seluruh Indonesia. Setiap keuskupan mengirimkan salah satu katekis yang telah berkarya di keuskupannya. 

Meskipun diberi tugas untuk menjadi notulis dalam acara tersebut, saya tidak lupa untuk mengikuti pertemuan kedua puluh KBMN PGRI Gelombang 31. Temanya sangat menarik karena mengajak peserta untuk berani dan aktif menulis di penerbit buku mayor. Narasumber pada pertemuan tersebut adalah Joko Irawan dan moderatornya adalah Ahmad Soleh, S.Pd.

Di awal pertemuan, moderator mengajak peserta berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Moderator memperkenalkan diri dan juga narasumber. Kemudian moderator menyampaikan urutan acara pada pertemuan tersebut yang terdiri dari pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab, dan penutup. Tak lupa moderator pun mengingat peserta untuk  mengumpulkan resume lewat tautan yang dikirimkannya. 

Selanjutnya, narasumber diminta untuk mulai memaparkan materinya. Narasumber kemudian mengirimkan slah satu gambar tentang unsur-unsur yang terlibat dalam penerbit untuk menghasilkan sebuah buku. Pak Joko menyampaikan bahwa penerbit merupakan industri yang berorientasi pada profit. Dalam penerbit itu ada sumber daya manusia kreatif yang mendukung penerbitan sebuah buku. Mereka  itu adalah penulis, editor, layouter, ilustrator, dan design grafis. Penerbitan buku merupakan upaya untuk menyebarkan atau menjual ilmu pengetahuan. Sebagai sebuah industri profit, penerbit perlu mengerti tentang konsep marketing 1.0 hingga marketing 5.0. 

Pertanyaannya, di tengah kemajuan pesat teknologi ini, format buku apakah masih dibeli orang. Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa jenis buku apa saja yang ada di pasaran. Penulis bisa memilih sesuai minatnya, tetapi yang perlu menjadi pertimbangan adalah siapa pembaca utamanya. Jika tidak ada calon pembaca sebaiknya tidak perlu ditulis. Kategori produk buku di pasaran dibagi menjadi sebagai berikut:

1. Buku pelajaran

2. Komik

3. Fiksi

4. Non Fiksi

Bila telah mengetahui minat untuk menulis buku, maka setelah menulis, seorang penulis mesti mengetahui apa saja yang diteriamnya setelah menulis. 

1. Peningkatan finansial: royalti, diskon pembelian langsung, dan seminar atau mengajar    

2. Peningkatan karir: adanya kebutuhan peningkatan status jabatan dan peluang karir di institusi atau perusahaan.

3. Kepuasan batin: Buku sebagai karya menumen yang akan dikenang sepanjangmasa.

4.Reputasi: Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

Melihat apa yang diterima sebagai penulis tentu saja sangat menarik menjadi penulis. Lalu bagaimana caranya agar buku yang ditulis dapat diterima penerbit mayor? Menurut narasumber kita perlu memiliki cara berpikir tidak hanya 5W + 1H, tetapi 2H. H yang kedua adalah How Muct Much. Penerbit mayor sudah memiliki struktur tersendiri maka ketika mau menerbit buku di penerbit mayor secara otomatis sudah memiliki ISBN. Tugas penerbit adalah adalah melakukan sorting naskah yang dikirimkan oleh para penulis buku, kemudian mengkaji dan riset nasih tersebut, hingga memasarkannya ke jaringan toko buku yang dimilikinya. 

Ada sistem tersendiri yang digunakan oleh penerbit mayor untuk menilai sebuah naskah buku. Sistem penilaian adalah editorial, peluang potensi pasar, keilmuan, dan reputasi penulis. Lalu naskah seperti apakah yang diterima oleh penerbit mayor? 

1. Tema tak populer tetapi penulis populer

2. Tema populer dan penulis populer

3. Tema tak populer dan penulis tak populer

4. Tema populer dan penulis tak populer

Untuk mengetahui tema buku tersebut punya pasar atau tidak, kita dapat memakai google trend. Dari situ kita dapat mengetahui mana tema-tema yang sedang trend. Tema-tema yang tetap trend misalnya tentang pemasaran dan matematika. Sedangkan untuk mengetahui apakah penulis populer atau tidak dapat memakai google scholar. 

Selanjutkanya narasumber juga memaparkan bagiaman pengaruhnya dengan adanya kecerdasan buatan. Kehadiran AI memberikan rasa kuawatir akan memporakporandakan sistem pendidikan. Tugas-tugas mahasiswa dan siswa akan dibantu oleh AI. Namun di sisi lain AI mempermudah penduduk untuk mempermudah dan mempercepat tugasnya terutama dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Misalnya, membuat struktur kerangka/daftar isi buku modul ajar dengan bantuan AI. Unduh panduan pembelajaran dan asesmen. Pilih AI yang akan dipakai dan siapkan prompt untuk AI. ChatGPT pun dapat membantu penuli khususnya dosen atau guru untuk mendapatkan daftar isi dengan begitu cepat. Buku-buku refensi yang dibutukan pun dapat dihasilakn oleh kecerdasan buatan. Penulis pun dapat meminta ChatGPT untuk melakukan paraphrase agar hasil tulisannya tidak sama dengan sumber asli. 

Lalu bagaimana dengan proses naskah sampai menjadi buku kemudian dijual ke masyarakat? Seorang penulis harus memperhatikan alur ini dengan baik. Namun sebelumnya seorang penulis harus mempunyai pengetahuan tentang penerbit. 

1. Pilih penerbit yang memiliki visi dan misi yang jelas

2. Penerbit yang memiliki bussines core lini produk tertentu

3. Penerbit yang memiliki pengalaman

4. Penerbit yang memiliki percetakan sendiri

5. Penerbit yang memiliki keberanian mencetak jumlah eksemplar

6. Penerbit yang memiliki kejujuran dalam pembayaran royalti. 

Kemudian ciri-ciri penerbit yang perlu diwaspadai sebagai berikut:

1. Penerbit yang hanya bertindak sebagai broker naskah

2. Penerbit yang alamatnya tidak jelas

3. Penerbit yang tidak mempunyai dokumen perjanjian penerbit yang baik

4. Penerbit yang tidak memiliki jaringan pemasaran dan ditribusi sendiri.

5. Penerbit tidak memiliki percetakan sendiri

6. Penerbit yang tidak jujur dengan pembayaran royalti 

7. Penerbit tidak mempunyai laporan keuangan yang jelas.

Setelah memaparkan materinya, narasumber mengakhirnya dengan quote quote:

"Tahukah kau mengapa aku sayangi dikau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari....(Pram 06/02/2006)

"Orang boleh pandai setinggi langi, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah" (Pramoedya Ananta Toer: Rumah Kaca. h. 352)

Setelah menutup pemaparan materinya, diberikan kesempatan untuk pertanyaan. Peserta ada yang merasa kuawatir tentang keberadaan buku cetak di zaman sekarang ini. Namun, narasumber mengatakan bahwa buku pelajaran masih sangat laku dijual di pasar. Masih banyak lagi pertanyaan dan dijawab sangat bernas oleh narasumber.

Demikianlah resume saya pada pertemuan kali ini. Semoga bermanfaat.

Berkah Dalem

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun