Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu,
Berguna bagi dunia akhirat
Sementara itu pada masyarakat Jawa Pantun dikenal sdengan sebutan parikan. Contoh:
Kabeh-kabeh gelung konde,
Kang endi kang gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang endi sing durung ana.
Pantun ini artinya:
Semua bergelung konde,
Manakah yang gelung Jawa,
Semua telah ada yang punya,
Mana yang belum dipunya.
Fungsi Pantun
- Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan menjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.
- Pantun melatih seseorang berfikir tentng makna kata sebelum berujar.Â
- Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.Â
- sebagai alat penguat penyampaian pesan
Ciri-ciri Pantun
- Satu bait terdiri atas empat baris
- Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
- Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kataÂ
- Bersajak a-b-a-b
- Baris pertama dan kedua merupakan pembayang atau sampirang
- Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud.
Dari penjelasan di atas dapat disimpukan bahwa antara baris pertama dan kedua, itu tidak berhubungan dengan baris ketiga dan keempat.Â
Perbedaan pantun dengan syair dan gurindam. Hal-hal yang membedakannya adalah baris, sajak dan hubungan persajakan.Â
Dalam syair terdiri dari empat baris sajaknya A-A-A-A keempat barisnya saling berhubungan. Sementara gurindam terdiri dua baris sajaknya A-A, baris pertama dan kedua merupakan sebab akibat yang memiiki keterkaitan.Â
Contoh syair: