Mohon tunggu...
Petunmarkus
Petunmarkus Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menulis, membaca, olahraga (Bulutangkis, tenis meja), jalan-jalan, dan pemberi rekoleksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaidah Pantun

5 Juni 2024   21:23 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:08 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KBMN PGRI GEL 31 Pertemuan 14

Namun, apa yang dimaksud dengan pantun? Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang pantun. Menurut Renward Branstetter pantun terdiri dari dua kata yaitu "Pan" dan"Tun". Pan merukuk pada sifat sopan sedangkan Tun merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan sebagai pepata atau peribahasa. Dari definisi ini, pantun menggambar adanya sikap sopan dan santun. 

Ada lagi yang mendefinisikan pantun sebagai Tuntun (Pampanga): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba): kesopanan atau kehormatan (Hussai, 2019). Jadi pantun pada dasarnya disusun dari kata yang teratur, tidak sembarangan. 

Pantun berasal dari akar kata "TUN" yang bermakna "baris" atau "deret." Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu Minangkabau diartikan sebagai "Panutun", oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang berkatan dengan etika. Maka pantun digunakan sebagai panuntun serta petunjuk ajar. 

Secara umum, pantun merupakan salah satu puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut sampiran, dan dua bari kedua adalah isi. 

Pantun pada sadarnya tidak hanya terdapat di masyarakat Melayu. Berbagai daerah di Indonesia mempunyai pantun. Misalnya di Tapanuli, pantun dikenal sebagai nama ende-ende. Contohnya: 

Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan
.

Pantun di atas mempunyai arti sebagai berikut:

Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.

Sementara masyarakat Sunda mengenal pantun dengan nama parikan. Contoh:

Sing getol nginam jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana dunya akhirat.

Kurang lebih pantun ini berarti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun