Mohon tunggu...
Petunmarkus
Petunmarkus Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menulis, membaca, olahraga (Bulutangkis, tenis meja), jalan-jalan, dan pemberi rekoleksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaidah Pantun

5 Juni 2024   21:23 Diperbarui: 5 Juni 2024   23:08 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Markus Masan Bali

Resume keempat belas

Gelombang 31

Rabu, 5 Juni 2024

Tema              : Kaidah Pantun

Narasumber : Miftahul Hadi, S.Pd

Moderator   : Arofiah Afifi, S.Pd

Malam ini adalah malam yang keempat belas kelas KBMN PGRI Gelombang 31. Malam ini tema yang dibawakan pun berbeda dengan tema-tema sebelumnya. Tema pada malam ini adalah mengangkat kekayaan bangsa Indonesia yaitu Kaidah Pantun. Membaca tema ini saya teringat akan pembelajaran di SMA Seminari San Dominggo Hokeng Flores Timur tentang puisi lama. Salah satu jenis puisi lama adalah Pantun yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Seperti biasa sebelum pemaparan materi, moderator memperkenalkan diri dan narasumber yang luar biasa. Menariknya pada saat memperkenalkan diri, moderator dan narasumber menggunakan pantun yang sangat menarik. Rangkaian kata-kata dalam pantun membuat saya merasa ciut karena saya pernah belajar tentang pantun tetapi tidak pandai untuk merangkai kata-kata pantun. Selanjutnya, moderator mengajak peserta untuk mengawali perjumpaan malam ini dengan berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing peserta. 

Kemudian narasumber diberi waktu untuk memaparkan materinya. Narasumber Pak Miftahul mengatakan bahwa Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang beranekaragam, salah satunya adalah pantun. Beberapa pertunjukkan pantun yang bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam pertunjukkan itu menggunakan struktur  "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. 

Kesusastraan tradisional Inodnesia telah membentuk pondasi atau dasar pertunjukkan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau, Sumatera Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. 

Pantun yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014. Yang paling membanggakan, pantun telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergoverment Commitee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNISCE di Paris, Prancsi pada 17 Desember 2020. Untuk itu setiap tanggal 17 Desember diperingati sebagai hari pantun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun