Padahal di Eropa entah itu anak-anak atau orang Tua selalu meminum susu saat sarapan. Tidak ada anggapan minum susu hanya untuk anak kecil. Semuanya disini sama, maka tidak heran tubuh orang Eropa terkenal besar dan tinggi.
Selain itu, orang Indonesia beranggapan tubuh anak akan cepat besar jika rajin mengkonsumsi nasi. Anggapan ini salah besar. Sebetulnya zat gizi seperti protein dan seng lah yang berperan besar membentuk otot dan tulang bukan karbohidrat.
Hal ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang ter-edukasi padahal zaman sekarang adalah zaman teknologi informasi. Sangat mudah mencari informasi asupan gizi apa saja yang baik untuk anak di internet. Belum lagi ada layanan puskesmas dan posyandu yang bisa dikunjungi untuk meminta rujukan.
Namun, tampaknya handphone yang mereka punya hanya dipakai untuk scrolling media sosial saja.
Mereka tidak tahu hal yang mereka lakukan beresiko tinggi menyebabkan stunting dan jika itu terjadi, maka dapat dikatakan orang Tua yang tidak memperdulikan makanan anaknya secara sengaja mengutuknya.
Mengapa demikian? Coba bayangkan anak Anda dibully oleh teman seusianya karena tinggi badannya yang pendek. Hal ini pasti menekan mental sang anak dan membuatnya malas sekolah. Sudah pendek bebal lagi begitu yang akan dikatakan orang di lingkungannya.
Anda pasti tidak mau hal ini terjadi. Oleh karena itu, mulai dari sekarang beri perhatian khusus pada gizi anak Anda. Hindari makanan berpengawet, rutin rujuk ke posyandu bila anak berusia kurang dari 2 tahun, perbanyak konsumsi protein dan berikan ia susu sampai ia beranjak dewasa agar masalah kesehatan seperti stunting tidak menimpanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya