Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepemimpinan Digital: Apa dan Bagaimana Implementasinya?

8 Februari 2023   01:36 Diperbarui: 8 Februari 2023   07:15 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberi merk artinya bahwa pemimpin harus mampu menunjukkan kepada pelanggan internal maupun eksternal, bahwa organisasi mereka bukanlah organisasi "kacangan". Organisasi mereka adalah organisasi profesional. Menurut ilmu Bisnis dan atau ilmu keorganisasian, telah lama "disepakati" bahwa nilai branding (merk) dan dampaknya terhadap konsumen (pengguna) produk organisasi sangatlah signifikan, terlebih lagi untuk para calon konsumen. 

Pemimpin dapat memanfaatkan alat media sosial untuk menciptakan kehadiran merek positif yang menekankan aspek positif dari budaya organisasi, meningkatkan kebanggaan masyarakat, dan membantu menarik/mempertahankan eksistensi organisasi sebagai tempat berteduh yang nyaman bagi semua kalangan.

4. Keterlibatan Semua Pihak dalam Pengambilan Keputusan Organisasi

Anggota organisasi harus turut dilibatkan dalam semua aspek kegiatan organisasi. Karena jika mereka tidak terlibat, itu artinya tidak dapat diukur seberapa hebat mereka telah melakukan upaya pencapaian organisasi.  Pemimpin digital perlu memahami bahwa organisasi harus mencerminkan kehidupan nyata dan membiarkan semua pihak menerapkan apa yang telah mereka pelajari melalui penggunaan alat yang mereka gunakan di luar organisasi.

Para pemimpin digital memahami bahwa kita harus menempatkan alat dunia nyata di tangan stakeholder organisasi dan mengizinkan mereka membuat artefak kegiatan yang menunjukkan penguasaan mereka dalam bekerja untuk organisasi. Ini adalah perubahan mindset yang penting karena berfokus pada peningkatan rangkaian keterampilan penting seperti komunikasi, kolaborasi, kreativitas, literasi media, keterhubungan global, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah, yang dituntut masyarakat.

5. Pertumbuhan/Pengembangan Profesional
Dengan maraknya media sosial,organisasi tidak lagi harus menjadi gagap informasi dan para pemimpin tidak perlu merasa seperti berada di pulau terpencil yang kekurangan dukungan dan umpan balik. 

Para pemimpin dapat membentuk Personal Working Network (PWN) mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan anggota yang relatif beragam, memperoleh sumber daya, mengakses pengetahuan, menerima umpan balik, terhubung dengan pakar di bidang tertentu maupun praktisi, dan mendiskusikan strategi yang telah terbukti untuk meningkatkan mutu pekerjaan mereka untuk organisasi. Para pemimpin harus menyadari cara memanfaatkan dan memberdayakan banyak alat gratis untuk melayani kebutuhan stakeholder organisasi.

6. Mengubah Ruang dan Lingkungan Organisasi
Setelah para pemimpin memahami pilar dan bagaimana menggunakannya untuk memulai perubahan berkelanjutan, langkah selanjutnya adalah mulai mengubah ruang dan lingkungan organisasi yang mendukung keahlian penting dan selaras dengan dunia nyata. Pemimpin harus mulai menetapkan visi dan rencana strategis untuk menciptakan seluruh bangunan kantor organisasi yang didedikasikan untuk kegiatan organisasi yang lebih familiar secara digital. Untuk melakukannya, pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang karakteristik dan dinamika yang mewujudkan ruang dan lingkungan organisasi yang inovatif.

7. Pandai mencari dan menciptakan Peluang
Penting bagi para pemimpin untuk secara konsisten mencari cara untuk meningkatkan program, sumber daya, dan pengembangan profesional yang ada. Pemimpin digital memanfaatkan koneksi yang dibuat melalui teknologi dan meningkatkan peluang untuk melakukan peningkatan di berbagai bidang budaya organisasi.

Pemimpin harus menjadi katalis perubahan dan pilar yang diidentifikasi di atas melalui pemberian kerangka kerja yang jelas. Masing-masing kritis dalam haknya sendiri untuk mengubah dan mempertahankan budaya organisasi yang positif. Dengan menangani masing-masing pilar kepemimpinan digital ini, para pemimpin dapat mulai mengubah dan mentransformasikan organisasi mereka masing-masing menjadi organisasi yang produktif di era digital, sambil melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kepemimpinan digital dimulai dengan mengidentifikasi hambatan untuk berubah, dan solusi khusus untuk mengatasinya guna mentransformasikan organisasi di era digital.

Contoh Kepemimpinan Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun