Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Seharusnya Sikap Wali Santri terhadap Pendidikan anaknya yang Sedang Mondok?

28 Januari 2023   18:35 Diperbarui: 29 Januari 2023   06:23 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Tawakkal

Kewajiban orang tua/wali santri setelah menetapkan hati melalui tega dan ikhlas adalah tawakkal. Berdoalah kepada Allah agar anaknya yang sedang mondok diberi kekuatan lahir batin, kesehatan, keteguhan jiwa, dan keikhlasan juga dalam menuntut ilmu. Ilmu itu bukan saja aspek lahir, namun juga aspek batin (ruhani). Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dicari dengan keikhlasan, dan berupaya untuk menyebarkannya dengan ikhlas.

Doa dan tawakkal adalah senjata utama wali santri, karena pesantren bukan "tukang sulap". Kekuatan doa dan tawakkal akan merefleksikan "energi" dari Allah SWT.  “Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60).

“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (QS. Ghafir: 60)

Kata tawakal, atau tawakkul, artinya mewakilkan atau menyerahkan urusan kepada Allah. Perilaku muslim melibatkan dan menempatkan iman sebagai pondasi amal perbuatan (hanya) kepada Allah terlepas dari hasil tugas atau tekanan dari skenario tertentu.

Mengutip dari buku "Cari Saja Allah karya Ahmad Kamil Arsyad (2020: 85), makna lafal "faidza azamta fatawakkal alallah" adalah apabila manusia telah membulatkan tekad untuk menjalankan sebuah urusan, maka serahkan urusan tersebut kepada Allah SWT.

4. Ikhtiar

Setelah tega (ridho), ikhlas, tawakkal, maka konsekuensi berikutnya adalah "ikhtiar". Ikhtiar di sini lebih kepada konsekuensi logis tanggung jawab pembiayaan oleh orang tua (wali santri). Biaya pendidikan pada banyak pesantren sangat bervariatif, namun semua itu sudah melalui pertimbangan pengambilan kebijakan pihak yayasan dengan Kyai (pimpinan) pesantren. 

Menurut Cohn, dalam Marjuni (2020) biaya pendidikan dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya yang dikeluarkan secara langsung untuk membiayai penyelenggaraan pengajaran, operasional pendidikan, pengembangan keterampilan (skill), termasuk gaji guru, pegawai non edukatif, buku-buku pelajaran, biaya sarana dan prasarana serta perlengkapan lainnya. 

Hal ini berpengaruh pada hasil pendidikan berupa nilai pengorbanan untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut. b. Biaya tak langsung (indirect cost), yaitu meliputi hilangnya kesempatan untuk hal-hal di luar kurikulum pondok pesantren. Santri mungkin berkesempatan untuk mengikuti kegiatan semisal kursus dan atau latihan yang kebetulan tidak diperoleh di pondok. Sementara pihak pondok bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan santri. Bisa juga berupa keuntungan (benefit) yang hilang (foregone-earning) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar di pesantren. Biaya-biaya tersebut harus dipertimbangkan dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya wali santri.

5. Percaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun