"Tapi lo gak apa-apa, kan, Yo? Gak ada yang luka juga, kan? Maaf banget ya, Yo. Gue udah ninggalin lo sendirian,"
"Gak apa-apa, Kak. Gue baik-baik aja, kok. Tadi ada yang nolongin gue. Ternyata masih ada juga orang baik di dunia ini. Tadi yang nolongin gue cewek, kayaknya seumuran lo, deh? Kayaknya juga cantik? Hahahah,"
Gue seketika tertawa terbahak-bahak.
"Ah, elo, Yo. Giliran cewek cantik aja lo langsung tahu,"
"Lo juga sama. Kan, lo yang ngajarin gue. Hahaha,"
"Enak aja, lo! Emang gue kakak apaan?"
"Kakak d*rj*na! Hahaha,"
"Adek terl*knat lo ya,"
"Hahaha,"
"Hahaha,"
Benar, ya. Setelah hujan pasti ada pelangi, dan setelah tangis pasti ada tawa, seperti yang sedang gue rasakan sekarang. Gue sangat senang bisa tertawa bersama Kak Tyco lagi. Tapi sayangnya, gue tidak bisa melihat wajahnya. Tidak apa-apa. Yang penting Kak Tyco selalu ada di samping gue, itu sudah lebih dari cukup.