Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

I Love You My Brother (Part 10)

10 Desember 2022   00:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   10:16 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan tangan bergetar sambil memegang mike, ditambah dengan detak jantungku yang tidak berhenti berdebar, juga tubuhku yang terasa dingin dan lemas aku mulai memberanikan diri untuk membuka suara.

Yang lain memang sempat meremehkan kakak saat tiba di atas panggung sambil membawa gitar yang dipangkunya itu sebagai pengiring musik dari lagu yang akan aku nyanyikan, tapi ketika ia mulai memetik senar gitarnya dan menghasil alunan nada yang indah, semuanya terkesiap, kagum dengan permainan gitarnya itu yang juga membuatku menjadi lebih percaya diri dan menghilangkan semua rasa negatif yang sedang aku rasakan.

 Yang ada timbul rasa percaya diri dan bangga dengannya karena sudah memberikan yang terbaik. Membuktikan kepada semuanya, terutama kepadaku sebagai adiknya bahwa ia bisa melakukan hal yang membuat orang lain bangga meski kondisinya yang seperti itu. Tanpa ada rasa malu, aku memeluknya ketika kami selesai tampil. Dan saat itu juga, penonton memberikan tepuk tangannya kepada kami karena kagum melihat penampilan kami.

Saat pengumuman pemenang lomba itu diumumkan, ternyata aku dan kakaklah yang menjadi juaranya. Kami warga sekolah berfoto mengabadikan saat-saat itu, saat di mana yang membuat hubungan aku dan kakak beserta yang lain menjadi lebih baik.

Aku merasakan kebahagiaan yang benar-benar berasal dari dalam hatiku, karena aku sudah bisa menyayangi kakak dengan tulus dari dalam hatiku. Tapi sekarang, semua itu hanyalah tinggal kenangan. Kenangan yang membuatku ingin kembali ke masa-masa itu, ke masa di mana aku dan kakak masih bersama tertawa bahagia.

Setelah memandangi foto itu, aku kembali menaruhnya di tempat asalnya. Aku juga kembali memperhatikan di sekeliling meja belajarnya. Ada sesuatu buku seperti diary yang terselip di antara buku-buku pelajaran kakak yang membuatku penasaran untuk melihatnya.

Aku mengambil buku itu dan langsung membukannya.

Kosong. Itulah isinya setelahku membuka setiap halamannya. Tapi, ketika di beberapa halaman terakhir, ada tulisan tangannya yang sangat bagus dan rapi. Aku tidak tahu kapan ia menulisnya, karena ia tidak mencantumkan tanggal ditulisannya itu.

Berlanjut...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun