Kakak tersenyum lebar mendengarnya, ia lalu mengusap lembut kepalaku dan berkata. "Gak apa-apa, Dek. Kamu gak perlu minta maaf kayak gini, kakak gak marah dan gak akan pernah marah sama kamu."
     Air mataku seketika mengalir deras di pipi ini. Hatiku sakit mendengar pernyataannya itu. Kakak masih begitu baik meski aku telah menyakiti hati dan dirinya.
     "Udah... Jangan nangis! Kakak mengerti perasaan kamu. Udah, ya, jangan nangis lagi," kakak menghapuskan air mata yang sedang mengalir deras di kedua pipiku. Aku berusaha memberikan senyum untuknya. Karena malu mengingat perbuatan burukku, aku lalu membenamkan wajah ke pahanya yang sedang terduduk di kursi roda. Kakak lalu mengangkat kepalaku dan langsung memeluk erat diri ini.
     "Maaf, Kak."
Berlanjut...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI