Mohon tunggu...
Mariya
Mariya Mohon Tunggu... Guru - Happy Teacher

Wanita yang mencintai dunia anak-anak. Mengabdikan diri dibidang pendidikan anak usia dini. Kumpulan video pembelajaran untuk anak usia dini : https://youtube.com/c/VideoSekolahKu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kreativitas di Balik Serangan Si Tak Kasat Mata

12 Desember 2020   21:05 Diperbarui: 12 Desember 2020   21:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa dunia akan mengalami pandemi seperti ini. Saya yakin, bahwa setiap orang tidak akan pernah bermimpi dan berangan berada dalam situasi dan kondisi seperti saat ini, khususnya kami sebagai seorang pendidik anak usia dini.

Semenjak berita merebaknya virus Corona pertama kali di negeri Cina akhir tahun 2019 lalu, tepatnya di kota Wuhan. Dalam hati kecil terbersit pertanyaan "Bagaimana kalau virus itu sampai ke Indonesia?", namun disisi hati yang lain mencoba membantah, "Tidak mungkin sampai ke negeri ini, toh jarak negara Cina-Indonesia jauh sekali". Begitulah pemikiran sederhana yang coba saya pahamkan pada diri, karena ada ketakutan yang luar biasa jika virus tersebut benar-benar merebak hingga ke Indonesia.

Namun Tuhan punya  rencana, virus tak kasat mata itu tidak hanya lahir di negeri Cina, namun Ia mampu berkeliling ke seluruh belahan bumi ini. Kehadirannya benar-benar melumpuhkan segala aspek kehidupan manusia. Dari sektor hubungan antar manusia (harus menjaga jarak setidaknya 1,5 meter) hingga sektor pendidikan dan perekonomian di seluruh belahan bumi termasuk negeri tercinta ini.

Seperti baru dibangunkan dari tidur, setengah sadar, kami para pendidik dituntut mengubah haluan pembelajaran. Dari yang bertatap muka di sekolah, harus beralih ke pembelajaran secara virtual. Dimana biasanya saya sebagai pendidik anak usia dini, setiap pagi bisa bersalaman dan memeluk anak-anak secara langsung, lalu dihadapkan dengan pertemuan dibalik layar, tanpa bisa menyentuh secara langsung. Bahkan susunan program-program pembelajaran harus ditelaah ulang demi menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Saya pribadi sempat shock dan stres diawal-awal  pembelajaran jarak jauh ini. Karena harus melakukan banyak perubahan dan penyesuaian dalam pengajaran. Segala ide kreatif pembelajaran offline harus saya gantungkan dahulu, dan memikirkan lagi ide-ide kreatif  untuk pembelajaran online waktu itu.

Namun ternyata bukan hanya kami para guru yang mengalami stres dan membutuhkan adaptasi. Orang tua dan anak didik pun  mengalaminya.

Pada tiga bulan awal pembelajaran jarak jauh ini ditetapkan, hampir setiap pagi orang tua mengeluhkan anaknya yang mengalami morning sick. Mereka menangis dan ngambek  karena ingin bersekolah. Mereka tidak mau bersekolah via HP ataupun laptop. Karena bagi mereka, bersekolah itu memakai seragam, bermain dan belajar di sekolah bersama guru dan teman-temannya.

Hampir setiap pagi juga saya mendapat telepon dari orang tua untuk membujuk dan memberi pengertian pada anaknya, bahwa belum boleh pergi ke sekolah.

Antara mudah dan sulit dalam membujuk dan memberi pengertian pada mereka yang masih berusia dini, sebagian cepat paham, namun sebagian lagi tetap kukuh pada pendiriannya hingga menangis tantrum.

Saya memahami perasaan mereka, bukan saja mereka yang masih polos dalam berpikir, kami para guru pun kadang sulit menerima kondisi pembelajaran seperti ini.

Namun kami para guru, khususnya saya, harus melawan ini semua, melawan keegoisan yang ada dalam diri ini, melawan segala pemikiran yang keliru. Saya harus bangkit dan tetap memberikan pembelajaran terbaik yang menarik sehingga anak didik pun akan senang dengan pembelajaran jarak jauh yang masih sangat baru bagi kita semua. Show Must Go On…

Banyak sekali hikmah dibalik kehadiran Covid-19 ditengah-tengah kita ini. Walaupun diawal kehadirannya sempat membuat kalang kabut sistem pembelajaran di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Dan sebenarnya hingga saat ini pun masih banyak yang mengalami kesulitan dan kendala dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Setelah hampir delapan bulan, banyak pengalaman pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini yang saya rasa semakin menyenangkan dan selalu menumbuhkan semangat saya untuk memberikan pembelajaran yang menarik. Karena sistem pembelajaran sekarang merupakan tantangan baru bagi saya.

Dalam pembelajaran jarak jauh ini yang saya lakukan tidak hanya monoton mengajar anak dibalik layar, namun saya padukan dengan games dan kegiatan-kegiatan yang bersifat unjuk kerja, sehingga anak aktif dalam melakukan kegiatan tersebut dengan arahan orang tua. Games yang saya lakukan misalnya menguji konsentrasi  anak dengan gerakan cepat, adu kecepatan dalam mengambil sesuatu (misalnya “Sekarang teman-teman ke halaman rumah, ambil benda yang merupakan ciptaan Allah”, maka anak dengan kecepatan yang dimilkinya berusaha mengambil benda yang dimaksud dengan benar, lalu menunjukkan pada guru dibalik layar) dan game-game menarik lainnya. Agar anak tetap termotivasi, kita berlakukan pemberian reward bagi yang memenangkan game.

Sedangkan untuk kegiatan kreatif misalnya mengajak anak secara live membuat donat, membuat adonan playdough, membuat busa sabun, membuat percobaan sains sederhana, membuat jus buah, dsb. Kegiatan ini dilakukan anak secara langsung dan bersama-sama dengan panduan guru dan arahan orang tua melalui aplikasi pembelajaran Google Meet ataupun Zoom Meeting.

Dan secara tidak langsung interaksi dengan anak didik mengarahkan mereka pada pengembangan kemampuan HOTS (Higher Order Thingking Skill) dan penguasaan TPACK (Technology, Paedagogik, Art, Content, Knowledge)  secara sederhana. Contohnya, ketika kita memancing anak dengan pertanyaan 5W 1H terkait Covid-19, mereka mampu mendiskripsikan jawaban dengan jelas dan urut.

Sedangkan penguasaan mereka pada teknologi semakin baik, hampir semua dari mereka sedikit banyak paham cara pengoperasian HP, laptop atau pengenalan tools pada aplikasi Zoom. Saat pembelajaran daring anak sudah mengetahui bagaimana cara mute-unmute suara dan mengganti background virtual. Bahkan mereka juga mampu menggambar dengan aplikasi Zoom dan Paint. Ini sedikit banyak meringankan tugas orang tua dalam menyiapkan kebutuhan anak ketika daring. Namun memang perlu memberikan pengertian khusus pada anak dan perhatian ekstra orang tua agar anak tidak kecanduan gadget.

Penguasaan teknologi sederhana yang mereka kuasai ini merupakan awal yang baik bagi mereka untuk menghadapi pembelajaran kedepan dengan sistem yang baru dan sesuai dengan perkembangan zaman. Setidaknya pengetahuan mereka ini sebagai langkah awal untuk menghadapi pembelajaran dengan metode Blended Learning yang rencananya akan diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia kedepannya.

Dampak Covid-19 yang mengharuskan untuk berkegiatan dari rumah, membuat saya lebih banyak waktu untuk mengembangkan diri guna memberikan pembelajaran yang terbaik untuk anak didik. Saya lebih sering mengikuti webinar dan workshop secara online yang diadakan lembaga berkredibel dalam pendidikan anak usia dini. Selain itu juga memacu saya untuk belajar bagaimana membuat video pembelajaran yang menarik, dari merekam hingga mengedit sendiri video tersebut menjadi video pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi anak didik.

Kita sebagai guru harus tetap produktif  dan kreatif dimasa pandemi ini. Jangan menyerah pada keadaan, apa yang menjadi kesulitan dalam proses belajar-mengajar jadikan tantangan tersendiri yang cepat atau lambat harus kita tuntaskan. Banyak cara kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran anak usia dini. Baik guru ataupun anak didik harus tetap aktif dan produktif.

Beberapa pengalaman pribadi untuk tetap aktif, inovatif dan produktif dimasa pandemi. Saya selalu update info terkait webinar dan workshop online. Bukan hanya webinar yang selinier dengan bidang kita, tapi bidang yang lainnya. Selama pandemi ini saya mengikuti kelas-kelas online seperti kelas editing foto dan video, kelas pembuatan e-book, kelas pembuatan animasi, dan masih banyak lagi. Setelah mengikuti kelas-kelas tersebut saya berusaha sebisa mungkin menerapkan ilmu yang saya dapat. Dan Alhamdulillah saya sudah bisa membuat video-video pembelajaran, e-book  ala saya, animasi kartun, walaupun masih tahap yang sangat sederhana. Namun bisa bermanfaat dalam pembelajaran jarak jauh ini. Mampu meningkatkan kemauan anak didik dalam mengikuti pembelajaran daring serta menumbuhkan minat dan bakat mereka.

Anak didik pun bisa produktif seperti mengikuti lomba-lomba secara online, kajian khusus anak usia dini, dongeng online, kelas-kelas keahlian anak seperti menggambar, mendongeng/bercerita, menyanyi, mengaji, dsb.

Alhamdulillah keikutsertaan anak didik di sekolah saya dalam kelas-kelas ataupun lomba online, ada beberapa anak yang memenangkan lomba dan mendapatkan penghargaan. Hal ini sangat menunjang untuk membangkitkan minat dan bakat anak serta menambahkan spirit untuk tetap berkarya walaupun dari rumah.

Ayo guru PAUD se-Indonesia… Bangkit, produktif, kreatif dan ciptakan hal yang inovatif untuk pembelajaran jarak jauh ini, sehingga mampu menghasilkan output anak didik yang mempunyai life skill untuk menghadapi tantangan masa depan. Didiklah anak sesuai karakteristik, kebutuhan dan perkembangan zaman.

Dedikasikan diri untuk kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan anak usia dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun