Korupsi: Pengkhianatan terhadap Cita-Cita Kemerdekaan
Korupsi adalah musuh bersama yang harus dilawan oleh seluruh elemen bangsa. Dalam konteks ini, mereka yang terlibat dalam praktik korupsi dapat dianggap sebagai pengkhianat cita-cita kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa. Bung Karno dan para pendiri bangsa menginginkan Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Tindak pidana korupsi, sebaliknya, adalah penghalang utama tercapainya cita-cita tersebut.
Hasto dan PDI Perjuangan seharusnya fokus pada proses hukum yang sedang berjalan. Membawa aspek politik atau membandingkan dirinya dengan Bung Karno justru memperkeruh suasana dan mengundang kritik lebih tajam. Dalam situasi seperti ini, langkah terbaik adalah kooperatif dan menunjukkan transparansi kepada publik.
Pesan untuk Pemimpin dan Partai Politik
Kasus ini seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi para pemimpin dan partai politik di Indonesia. Kepercayaan publik terhadap partai politik sudah sangat tergerus oleh berbagai skandal korupsi. Oleh karena itu, partai politik harus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pemberantasan korupsi, termasuk dengan tidak melindungi kader yang terlibat kasus hukum.
Bagi Hasto, membandingkan dirinya dengan Bung Karno tidak hanya tidak pantas tetapi juga merendahkan perjuangan seorang pahlawan bangsa. Publik tentu berharap agar kasus ini menjadi momentum bagi partai politik, termasuk PDI Perjuangan, untuk introspeksi dan memperkuat komitmen mereka dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Pernyataan Hasto Kristiyanto yang menyamakan dirinya dengan Bung Karno menuai kritik tajam karena dianggap tidak relevan dan tidak pantas. Bung Karno adalah simbol perjuangan melawan penjajahan, sementara kasus yang melibatkan Hasto justru berkaitan dengan korupsi, kejahatan yang menjadi musuh bangsa. Di tengah tantangan besar melawan korupsi, bangsa ini membutuhkan teladan pemimpin yang jujur, berintegritas, dan berkomitmen pada kepentingan rakyat, bukan pembelaan yang membelokkan fakta dan merusak kepercayaan publik.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H