Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa di Balik Strategi PDIP Menyerang Jokowi dan Keluarganya?

4 Desember 2024   08:39 Diperbarui: 4 Desember 2024   08:46 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serangan Balik PDIP: Apa Tujuannya?

Alih-alih merangkul Jokowi, PDIP memilih untuk melanjutkan serangan. Beberapa tokoh PDIP yang mendukung atau sekadar bertemu Jokowi dihukum, bahkan dipecat. Sikap konfrontatif ini menunjukkan keengganan PDIP untuk mengakui peran besar Jokowi dalam membangun popularitas partai selama satu dekade terakhir.

Ada beberapa alasan di balik strategi ini:

1. Mengembalikan Hegemoni Partai
PDIP, terutama Megawati, ingin menunjukkan bahwa partai adalah entitas yang lebih besar dari individu, termasuk Jokowi. Dengan menyerang Jokowi, PDIP berusaha mengkonsolidasikan loyalitas kader dan mengukuhkan kepemimpinan Megawati.

2. Mengurangi Ancaman Politik Jokowi
Jokowi, meski masih kader PDIP, telah menunjukkan pengaruh politiknya yang melampaui partai. Popularitasnya dapat menjadi ancaman bagi keberlanjutan kekuasaan PDIP, terutama jika ia memutuskan mendukung calon atau partai lain secara terbuka.

3. Konsolidasi untuk 2029
Kekalahan di Pilpres dan Pilkada menjadi pelajaran penting. Dengan menyerang Jokowi, PDIP berupaya memposisikan diri sebagai oposisi internal, berharap dapat membangun narasi baru menjelang pemilu berikutnya.

Kesalahan Strategis PDIP

Namun, strategi ini memiliki risiko besar. Jokowi adalah salah satu tokoh paling populer di Indonesia. Menyerangnya justru dapat memperburuk citra PDIP di mata publik. 

Apalagi, Jokowi belum secara resmi dipecat dari partai, sehingga tindakan PDIP terlihat tidak konsisten.

Kekalahan di Pilpres dan Pilkada seharusnya menjadi momen refleksi bagi PDIP. Sebaliknya, partai ini terus terjebak dalam dinamika internal yang justru melemahkan posisinya. 

Menyerang Jokowi tidak hanya mengalienasi pendukung Jokowi, tetapi juga menciptakan perpecahan di dalam PDIP sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun