Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fenomena Menangnya Kotak Kosong: Sebuah Teguran untuk Partai Politik

30 November 2024   10:38 Diperbarui: 30 November 2024   12:55 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kotak kosong (Sumber Photo: Suara Pemred)

Fenomena ini mengajarkan bahwa demokrasi yang sejati adalah demokrasi yang mendengarkan suara rakyat, termasuk suara protes. Partai politik tidak boleh jumawa, apalagi menganggap rakyat sebagai kelompok yang mudah dikendalikan.

Ke depan, penyelenggara pemilu dan partai politik harus memastikan bahwa setiap suara, termasuk suara yang memilih kotak kosong, diperhitungkan sebagai bagian dari proses demokrasi yang sehat. 

Selain itu, edukasi politik kepada masyarakat harus terus ditingkatkan agar mereka memahami pentingnya peran mereka dalam menentukan arah pembangunan daerah dan bangsa.

Kemenangan kotak kosong bukanlah sebuah kecelakaan demokrasi, melainkan cerminan dari sistem yang perlu diperbaiki. Ini adalah rahmat tersembunyi, sebuah pengingat bahwa dalam demokrasi, kekuasaan sejati ada di tangan rakyat. 

Jika partai politik tidak ingin terus kehilangan kepercayaan, mereka harus berubah dan beradaptasi dengan harapan masyarakat.

Demokrasi bukan hanya tentang menang atau kalah; demokrasi adalah tentang mendengarkan, menghormati, dan melayani. Kotak kosong telah berbicara, dan sekarang giliran kita mendengarkan.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun