Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masih Adakah Hati Nurani Untuk Pilkada?

26 November 2024   19:11 Diperbarui: 26 November 2024   19:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Pilih Berdasarkan Rekam Jejak dan Visi-Misi
Calon yang memiliki integritas dan komitmen untuk melayani harus menjadi prioritas. Masyarakat harus memanfaatkan akses informasi, seperti laporan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) dan rekam jejak calon, yang sekarang bisa diakses secara online.

4. Tingkatkan Partisipasi Pemilih
Rendahnya partisipasi pemilih sering menjadi peluang bagi politisi kotor. Data KPU menunjukkan bahwa partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 hanya sekitar 76,09%. Meningkatkan angka ini bisa mengurangi dominasi politik uang.

Pentingnya Pemimpin yang Berintegritas

Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga menentukan masa depan daerah. Seorang pemimpin yang berintegritas akan memprioritaskan pembangunan yang berkelanjutan, pelayanan publik yang transparan, dan program yang berdampak langsung pada masyarakat. 

Sebaliknya, pemimpin yang terpilih melalui praktik kotor hanya akan memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi.

Pilihlah dengan hati nurani, bukan dengan pragmatisme. Sebuah suara yang diberikan dengan penuh tanggung jawab adalah investasi bagi masa depan daerah dan bangsa. Jangan biarkan serangan fajar mengaburkan harapan akan pemimpin yang benar-benar melayani.

Harapan untuk Pilkada yang Lebih Baik

Masyarakat harus menjadi benteng terakhir untuk menjaga integritas demokrasi. Pilkada adalah milik rakyat, bukan milik segelintir elit politik. Mari kita kembalikan esensi sejati dari pemilu: memilih pemimpin yang jujur, kompeten, dan berdedikasi untuk melayani.

Ingatlah, salah memilih pemimpin bukan hanya merugikan lima tahun, tetapi bisa menghancurkan masa depan generasi berikutnya.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun