Luhut Binsar Pandjaitan. Nama ini telah menjadi magnet di panggung politik Indonesia, dikenal luas sebagai salah satu sosok paling berpengaruh dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.Â
Bukan hanya seorang menteri, tapi juga tangan kanan Jokowi dalam setiap proyek yang memerlukan sentuhan langsung, cepat, dan taktis. Di era Jokowi, ia dijuluki "Lord Luhut," atau bahkan "Perdana Menteri Luhut" oleh masyarakat.Â
Julukan ini bukan tanpa alasan, karena peran yang diembannya melampaui tugas formal seorang menteri.
Kini, setelah sempat menyatakan keinginan untuk pensiun, Luhut kembali muncul di lingkaran pemerintahan, kali ini di kabinet Presiden Prabowo Subianto.Â
Dalam era baru ini, ia mendapat dua posisi prestisius sekaligus, yakni Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Penasihat Khusus Presiden. Tentu saja, publik bertanya-tanya: mengapa Prabowo, sosok yang pernah berada di bawah bimbingan Luhut dalam TNI, kembali mempercayainya? Apa yang bisa diharapkan dari peran baru ini, dan tantangan apa yang mungkin menanti?
Kepercayaan Jokowi yang Mendalam
Di era Jokowi, Luhut tak sekadar menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Ia menjadi ujung tombak dalam proyek-proyek strategis, dari pembangunan infrastruktur hingga isu-isu sensitif di sektor ekonomi dan lingkungan.Â
Bagi Jokowi, Luhut adalah rekan yang sudah terbukti kemampuan dan loyalitasnya. Hubungan mereka tak sekadar hubungan presiden-menteri, tetapi juga rekan bisnis sejak sebelum Jokowi terjun ke politik.Â
Kedekatan inilah yang memberi Jokowi keyakinan penuh bahwa Luhut mampu menghadapi tantangan tersulit sekalipun.
Sejak awal, Jokowi mempercayai Luhut untuk menangani berbagai isu strategis nasional. Mulai dari perundingan investasi asing, masalah lingkungan, hingga pengembangan kawasan ekonomi khusus, tangan dingin Luhut selalu hadir dalam setiap persoalan yang membutuhkan solusi cepat.Â
Dalam setiap isu panas, mulai dari Freeport hingga kebijakan energi, Luhut selalu turun tangan dengan pendekatan yang khas: lugas, cepat, dan efisien. Hal ini membuat publik mengapresiasi bahkan memberi julukan Lord Luhut sebagai bentuk pengakuan atas dedikasinya.
Dua Peran Baru di Era Prabowo
Di bawah kepemimpinan Prabowo, posisi Luhut yang baru ini tentu memiliki beban yang tidak kalah besar.Â
Sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut akan memimpin dalam merumuskan kebijakan ekonomi strategis untuk menghadapi tantangan global, mulai dari perlambatan ekonomi dunia hingga ketidakpastian investasi.Â
Sementara itu, sebagai Penasihat Khusus Presiden, Luhut akan menjadi tangan kanan Prabowo dalam memberi masukan tentang isu-isu krusial.Â
Kombinasi kedua peran ini jelas menunjukkan bahwa Prabowo mempercayainya sebagai sosok yang bisa mengawasi jalannya transformasi ekonomi nasional.
Sebagai sosok senior, baik dalam pemerintahan maupun militer, Luhut tentu tidak asing bagi Prabowo.Â
Dalam perjalanan kariernya, Luhut pernah menjadi mentor Prabowo di TNI. Relasi ini membawa rasa hormat yang tidak hilang meski keduanya kini berada dalam peran yang berbeda.Â
Prabowo kemungkinan melihat Luhut sebagai tokoh yang kaya akan pengalaman, tegas, dan berani mengambil keputusan yang sering kali kontroversial. Dalam kancah politik Indonesia, kualitas-kualitas ini sangat berharga.
Manfaat dan Tantangan di Depan
Pengangkatan Luhut dalam dua jabatan prestisius ini bukan sekadar pengulangan peran, melainkan peluang untuk membangun legacy.Â
Luhut membawa pengalaman panjang dalam diplomasi internasional, yang penting untuk membuka pintu investasi global.Â
Pengalamannya dalam menghadapi tekanan politik dalam negeri, bernegosiasi, dan membuat keputusan cepat adalah aset yang dapat membantu Prabowo memimpin Indonesia menuju era baru.
Namun, di balik harapan tinggi, tantangan besar pun menanti. Salah satunya adalah ekspektasi masyarakat yang sudah sangat tinggi, terutama melihat rekam jejaknya di era Jokowi.Â
Luhut akan dituntut untuk bisa menghadirkan perubahan konkret dalam waktu singkat.
Tantangan lainnya adalah isu lingkungan dan ketahanan pangan, yang menjadi agenda utama Prabowo. Sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut perlu menyeimbangkan antara kebutuhan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Selain itu, politik dalam negeri Indonesia terkenal dinamis, bahkan di antara sesama kabinet. Luhut akan perlu beradaptasi dengan gaya kepemimpinan Prabowo yang tentunya berbeda dengan Jokowi.Â
Ia harus siap menghadapi gesekan dengan kalangan lain dalam kabinet, terutama jika kebijakan yang ia usulkan tidak sejalan dengan kepentingan para elit politik lainnya.
Lord Luhut: Sosok Legenda di Dua Pemerintahan
Dalam perjalanan karier politiknya, Luhut Binsar Pandjaitan telah menjadi figur yang penuh teka-teki dan sering kali mengundang pro-kontra.
Dukungan yang ia terima dari dua presiden berturut-turut menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan figur seperti dirinya---seorang yang tegas, berani mengambil risiko, dan tidak gentar menghadapi tantangan.Â
Sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di Indonesia, kehadiran Luhut di kabinet Prabowo membawa harapan akan stabilitas dan arah yang jelas, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global.
Di era Prabowo ini, publik menunggu dengan antusias bagaimana Luhut menjalankan perannya.
Apakah Lord Luhut kembali akan membuktikan dirinya sebagai sosok tangguh yang mampu melampaui ekspektasi, atau akankah ia menghadapi tantangan yang belum pernah ia temui sebelumnya?Â
Satu hal yang pasti, Luhut Binsar Pandjaitan sekali lagi menunjukkan bahwa bagi seorang negarawan sejati, pensiun hanyalah ilusi.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H