Sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut akan memimpin dalam merumuskan kebijakan ekonomi strategis untuk menghadapi tantangan global, mulai dari perlambatan ekonomi dunia hingga ketidakpastian investasi.Â
Sementara itu, sebagai Penasihat Khusus Presiden, Luhut akan menjadi tangan kanan Prabowo dalam memberi masukan tentang isu-isu krusial.Â
Kombinasi kedua peran ini jelas menunjukkan bahwa Prabowo mempercayainya sebagai sosok yang bisa mengawasi jalannya transformasi ekonomi nasional.
Sebagai sosok senior, baik dalam pemerintahan maupun militer, Luhut tentu tidak asing bagi Prabowo.Â
Dalam perjalanan kariernya, Luhut pernah menjadi mentor Prabowo di TNI. Relasi ini membawa rasa hormat yang tidak hilang meski keduanya kini berada dalam peran yang berbeda.Â
Prabowo kemungkinan melihat Luhut sebagai tokoh yang kaya akan pengalaman, tegas, dan berani mengambil keputusan yang sering kali kontroversial. Dalam kancah politik Indonesia, kualitas-kualitas ini sangat berharga.
Manfaat dan Tantangan di Depan
Pengangkatan Luhut dalam dua jabatan prestisius ini bukan sekadar pengulangan peran, melainkan peluang untuk membangun legacy.Â
Luhut membawa pengalaman panjang dalam diplomasi internasional, yang penting untuk membuka pintu investasi global.Â
Pengalamannya dalam menghadapi tekanan politik dalam negeri, bernegosiasi, dan membuat keputusan cepat adalah aset yang dapat membantu Prabowo memimpin Indonesia menuju era baru.
Namun, di balik harapan tinggi, tantangan besar pun menanti. Salah satunya adalah ekspektasi masyarakat yang sudah sangat tinggi, terutama melihat rekam jejaknya di era Jokowi.Â