Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pidato Perdana Prabowo: Berantas Korupsi, Bagai Memotong Ikan Busuk dari Kepala

21 Oktober 2024   06:56 Diperbarui: 21 Oktober 2024   06:57 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pidato perdananya sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmennya untuk memberantas korupsi. Dalam salah satu bagian yang paling menonjol dari pidatonya, Prabowo menggunakan perumpamaan tentang ikan yang membusuk dari kepala. "Kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya," ungkapnya tegas.

Pesan ini bukan hanya sekadar retorika, melainkan sebuah tantangan kepada seluruh pemimpin negara untuk berani memberikan teladan. Menurut Prabowo, pemberantasan korupsi harus dimulai dari atas. Para pemimpin, dari tingkat tertinggi hingga terendah, harus menjadi contoh nyata bagi penegakan etika dan integritas dalam pemerintahan. Pidato ini sekaligus menegaskan bahwa pemberantasan korupsi tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum, melainkan juga melalui upaya perbaikan sistem secara menyeluruh, termasuk digitalisasi birokrasi yang diharapkan mampu mengurangi peluang terjadinya korupsi secara signifikan.

Tantangan Korupsi di Indonesia: Penyakit Lama yang Akut

Korupsi telah menjadi penyakit akut yang menjerat bangsa ini selama puluhan tahun. Berbagai upaya telah dilakukan, dari pembentukan lembaga antikorupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga penerapan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk menekan praktik-praktik koruptif di berbagai lini pemerintahan. Namun, permasalahan korupsi di Indonesia tampaknya tidak pernah benar-benar dapat diberantas.

Fenomena ini tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Indonesia menempati peringkat 96 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi yang dirilis oleh Transparency International pada 2023. Meski terjadi sedikit perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, posisi ini menunjukkan betapa sulitnya mengikis budaya korupsi yang telah mengakar.

Salah satu alasan utama korupsi sulit diberantas adalah karena adanya budaya permisif terhadap tindakan koruptif, baik dalam birokrasi maupun di kalangan pejabat publik. Praktek suap, gratifikasi, dan penyalahgunaan wewenang kerap dianggap sebagai "biaya tambahan" yang harus diterima dalam proses birokrasi. Lebih dari itu, lemahnya penegakan hukum dan ketidakjelasan regulasi juga turut memperburuk situasi ini.

Prabowo dan Visi "Ikan Busuk dari Kepala"

Prabowo memahami bahwa untuk memberantas korupsi, pemimpin harus mulai dari dirinya sendiri. Dalam pidatonya, ia mengutip pepatah Jawa ing ngarso sung tulodo---di mana pemimpin di depan harus memberikan contoh. Pesan ini jelas: pemberantasan korupsi tidak akan berhasil jika pemimpin sendiri tidak bersih. Artinya, para pejabat tertinggi di negara ini harus menjadi pelopor dalam penegakan hukum dan etika, sekaligus menjadi inspirasi bagi bawahannya.

Namun, pernyataan Prabowo ini tidak hanya berhenti pada etika kepemimpinan. Ia menekankan perlunya perbaikan sistem dan penegakan hukum yang keras. Perbaikan sistem, menurutnya, bisa dilakukan melalui digitalisasi, yang memungkinkan proses birokrasi lebih transparan dan minim interaksi langsung yang kerap menjadi celah bagi praktek-praktek koruptif. Digitalisasi juga memungkinkan kontrol yang lebih ketat terhadap pengeluaran anggaran negara, sehingga korupsi di sektor keuangan negara bisa diminimalisir.

Korupsi dan Kemiskinan: Dua Tantangan Besar

Dalam pidatonya, Prabowo juga menyampaikan bahwa salah satu target utamanya adalah menghilangkan kemiskinan dari Indonesia. Ia mengakui bahwa ini adalah misi yang sulit, bahkan mungkin dianggap oleh sebagian pihak sebagai sesuatu yang mustahil. "Pemimpin yang berani dan baik akan terpanggil untuk menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan agar yang tidak mungkin kita atasi," katanya.

Korupsi dan kemiskinan adalah dua masalah yang saling berkaitan. Korupsi menguras sumber daya negara yang seharusnya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat. Setiap rupiah yang dikorupsi adalah rupiah yang seharusnya digunakan untuk membangun infrastruktur, meningkatkan pendidikan, atau menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik. Karena itu, memberantas korupsi adalah langkah penting untuk mengentaskan kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun