Ketegangan politik di Indonesia sering kali berakar pada pertarungan elite, yang kemudian merembet ke akar rumput. Polarisasi di masyarakat masih menjadi masalah serius. Para pendukung setia Prabowo, Jokowi, dan Megawati sering kali terlibat dalam perdebatan panas, baik di dunia nyata maupun media sosial. Di tengah situasi seperti ini, pertemuan tokoh-tokoh besar seperti Megawati dan Prabowo dapat menjadi simbol rekonsiliasi nasional yang sangat dinantikan oleh rakyat.
Ketidakhadiran Megawati pada pelantikan Prabowo-Gibran adalah kesempatan yang hilang untuk memperlihatkan kepada publik bahwa para pemimpin politik Indonesia mampu duduk bersama demi kepentingan bangsa. Pertemuan semacam itu bisa memberikan pesan yang jelas kepada rakyat bahwa perbedaan politik adalah hal yang wajar, namun kepentingan negara tetap harus diutamakan di atas segala perbedaan tersebut.
Apa yang Harus Dilakukan Megawati dan Tokoh Lainnya?
Dalam situasi seperti ini, yang dibutuhkan bukan hanya kehadiran fisik, tetapi juga sikap kenegarawanan yang mampu meredam ketegangan politik. Para tokoh bangsa, termasuk Megawati, seharusnya lebih aktif menunjukkan sikap yang bisa mempersatukan, bukan justru memperlebar jurang perbedaan. Meskipun Megawati tidak bisa hadir karena alasan kesehatan, seharusnya ada upaya lain yang lebih menonjol untuk menunjukkan dukungannya terhadap proses transisi kekuasaan yang damai dan stabil.
Di tengah tantangan global dan domestik yang semakin kompleks, Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mampu bekerja sama di atas segala perbedaan politik. Kehadiran dan pernyataan-pernyataan rekonsiliasi dari para tokoh bangsa sangat penting untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa mereka mampu mengutamakan kepentingan negara di atas golongan dan pribadi.
Di masa depan, diharapkan para pemimpin Indonesia bisa lebih menunjukkan sikap kenegarawanan yang sejati. Sebab, di mata masyarakat, para pemimpin besar bukanlah mereka yang selalu menang dalam politik, tetapi mereka yang mampu merangkul semua pihak, bahkan lawan-lawan politiknya, demi kebaikan bangsa dan negara.
Tantangan di Masa Depan
Indonesia menghadapi tantangan besar di masa depan, mulai dari pemulihan ekonomi, krisis iklim, hingga polarisasi sosial-politik yang semakin tajam. Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, diperlukan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya mementingkan kepentingan politik jangka pendek, tetapi juga kepentingan jangka panjang bangsa. Prabowo dan Gibran, sebagai pemimpin baru, akan menghadapi tugas berat dalam menjaga persatuan bangsa.
Dalam konteks ini, Megawati dan para tokoh politik lainnya diharapkan bisa memberikan dukungan penuh terhadap pemerintahan baru, bukan dalam artian mendukung secara politis, tetapi mendukung stabilitas politik dan keamanan nasional. Pada akhirnya, rakyat Indonesia mengharapkan keteladanan dari para pemimpin mereka---keteladanan dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
Ketidakhadiran Megawati pada pelantikan Prabowo-Gibran memang disayangkan, tetapi hal ini bisa menjadi momentum untuk merefleksikan pentingnya sikap kenegarawanan di tengah persaingan politik yang ketat. Pada akhirnya, yang dibutuhkan Indonesia adalah para pemimpin yang bisa mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H