Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Megawati Tak Hadir di Pelantikan Prabowo-Gibran, Apa Artinya?

19 Oktober 2024   16:48 Diperbarui: 19 Oktober 2024   18:37 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Tirto.id


Pada tanggal 20 Oktober 2024, Indonesia memasuki babak baru dalam sejarah politiknya. Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia, dengan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai wakil presiden. Namun, ada satu momen yang menarik perhatian publik: absennya Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam pelantikan tersebut. Resmi, Megawati dikabarkan tidak hadir karena alasan kesehatan setelah menempuh perjalanan panjang. Namun, dalam ranah politik, ketidakhadiran ini menyimpan sejumlah makna yang lebih dalam.

Bayangan Masa Lalu dan Ketegangan Politik

Megawati dan Prabowo pernah berbagi panggung politik dalam sejarah yang cukup panjang. Pada 2009, mereka bersama-sama maju sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden, meski hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Hubungan antara keduanya sejak saat itu disebut-sebut mengalami pasang surut, terutama setelah Prabowo memilih jalan berbeda dengan PDIP. Walaupun berulang kali dinyatakan bahwa tidak ada hambatan psikologis antara keduanya, ketidakhadiran Megawati pada momen penting ini bisa diartikan sebagai sinyal bahwa masih ada ganjalan, terutama dalam konteks hubungan antara Megawati dan Jokowi.

Prabowo mungkin tak punya masalah personal dengan Megawati, namun kehadiran Gibran sebagai wakil presiden bisa menjadi faktor yang membuat hubungan ini lebih rumit. Sebagai putra Jokowi, Gibran tetap terikat pada PDIP, meskipun banyak yang menilai bahwa langkah politiknya tak lagi sejalan dengan partai berlambang banteng tersebut. Di mata Megawati, ini bisa dianggap sebagai bentuk pengkhianatan, mengingat Jokowi dan Gibran secara formal masih menjadi kader PDIP.

Simbol Keengganan untuk Rekonsiliasi?

Ketidakhadiran Megawati juga dapat diartikan sebagai simbol dari sulitnya rekonsiliasi antara kelompok-kelompok politik yang selama ini berada dalam kubu berbeda. Pertemuan tokoh-tokoh besar politik di Indonesia seharusnya menjadi momentum untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa mereka adalah negarawan sejati yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas segala perbedaan politik. Namun, absennya Megawati bisa memperpanjang ketegangan politik, terutama di kalangan akar rumput.

Dalam politik, simbolisme seringkali lebih penting daripada kata-kata. Ketika tokoh sebesar Megawati tidak hadir dalam acara pelantikan seorang presiden, itu bukan hanya soal kesehatan, tapi juga sinyal kepada para pendukungnya dan rakyat Indonesia secara umum. Dalam konteks ini, ketidakhadiran Megawati dapat dilihat sebagai pernyataan diam yang sarat makna.

Makna Lebih Dalam bagi PDIP

Selain itu, ketidakhadiran ini juga bisa dipandang sebagai bentuk sikap PDIP terhadap pemerintahan yang baru. Meski Jokowi dan Gibran masih tercatat sebagai kader PDIP, partai tersebut kini berada di luar lingkaran kekuasaan. PDIP, yang selama satu dekade terakhir mendominasi panggung politik nasional, kini harus beradaptasi dengan perubahan lanskap politik di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Ketidakhadiran Megawati mungkin adalah tanda bahwa PDIP sedang menata langkah strategisnya, baik dalam hal oposisi maupun dalam menentukan arah kebijakan partai ke depan.

Bagi Gibran, ketidakhadiran Megawati juga bisa menjadi teguran halus. Meski secara politik ia kini berada di posisi penting, ketidakjelasan statusnya sebagai kader PDIP masih menjadi tanda tanya. Gibran dan Jokowi belum secara resmi dipecat atau mengundurkan diri dari PDIP, namun arah politik mereka sudah berbeda. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan Megawati merasa enggan untuk hadir, mengingat kompleksitas situasi ini.

Pentingnya Mendinginkan Suhu Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun