Prabowo tampaknya belajar dari pengalaman tersebut dan ingin memastikan bahwa kabinetnya berjalan solid dengan satu tujuan: menjalankan visi presiden.
Dalam pemerintahan Prabowo nanti, menteri yang dipilih harus bisa melepaskan kepentingan politik sempit dan fokus melayani kepentingan negara secara keseluruhan.
Kapal pemerintahan hanya bisa memiliki satu nakhoda, dan menteri-menteri harus siap mengabdikan diri untuk mengimplementasikan program-program yang telah dicanangkan oleh presiden.
Loyalitas ini akan diuji melalui sikap dan tindakan menteri ketika mereka harus menghadapi dilema antara kepentingan politik partai dan kebijakan pemerintah.
Mengapa Tiga Syarat Ini Penting?
Ketiga syarat yang ditetapkan oleh Prabowo memiliki alasan yang kuat. Integritas memastikan bahwa menteri tidak terjerumus dalam korupsi atau skandal yang merusak kepercayaan publik.
Kompetensi profesional menjamin bahwa kebijakan yang dibuat berbasis ilmu pengetahuan dan data, serta mampu memberikan solusi nyata bagi permasalahan negara. Sementara itu, loyalitas memastikan bahwa pemerintahan berjalan secara kohesif dan tidak terpecah oleh kepentingan politik yang berbeda-beda.
Dalam situasi politik yang dinamis, loyalitas juga berperan penting untuk menjaga stabilitas pemerintahan. Prabowo tidak ingin mengalami perpecahan atau sabotase dari dalam kabinetnya sendiri, terutama ketika menghadapi tekanan dari oposisi atau pihak luar.
Siapa yang Layak Menjadi Menteri Prabowo?
Berdasarkan tiga syarat tersebut, beberapa nama potensial yang mungkin akan dipilih oleh Prabowo antara lain adalah mereka yang sudah memiliki rekam jejak baik dalam pemerintahan maupun dunia profesional.
Nama-nama seperti Sri Mulyani Indrawati, yang memiliki integritas dan kompetensi luar biasa di bidang ekonomi, mungkin akan dipertimbangkan kembali untuk posisi Menteri Keuangan.