Harun Masiku, seorang kader PDIP yang terjerat dalam kasus suap, menjadi salah satu misteri terbesar dalam dunia politik Indonesia.Â
KasusBukan hanya karena kasusnya melibatkan uang dan kekuasaan, tetapi juga karena kepergian Harun yang seolah tak bisa dilacak.Â
Sejak ia dinyatakan buron pada Januari 2020, keberadaannya tetap menjadi teka-teki yang belum terjawab, meskipun kasus ini sebenarnya terbilang sederhana.
Namun, apa yang membuat kasus ini begitu menarik perhatian publik? Mengapa Harun Masiku, seorang politisi yang tak begitu menonjol di panggung nasional, menjadi simbol dari kecurigaan besar terhadap hubungan antara partai politik dan lembaga penegakan hukum?Â
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang membuat publik bertanya-tanya: adakah kekuatan besar yang berupaya menyembunyikan Harun Masiku?
Kasus Harun Masiku: Suap yang Berujung Pelarian
Untuk memahami mengapa kasus ini begitu kompleks, kita harus melihat latar belakangnya. Harun Masiku, seorang calon anggota legislatif dari PDIP, diduga terlibat dalam upaya suap kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.Â
Tujuannya adalah agar Wahyu memanipulasi pengumuman hasil Pemilu 2019 agar Harun bisa menggantikan posisi Nazarudin Kiemas, caleg PDIP yang meninggal sebelum pemilu. Dalam kasus ini, Harun diduga menawarkan uang Rp 900 juta sebagai imbalan.
Pada awalnya, kasus ini tampak seperti salah satu dari sekian banyak skandal suap yang kerap terjadi di panggung politik Indonesia. Namun, yang membuatnya luar biasa adalah hilangnya Harun Masiku tepat ketika namanya muncul sebagai tersangka.Â
Tak lama setelah operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Wahyu Setiawan, Harun menghilang dan sejak itu tidak pernah ditemukan. Hal inilah yang memicu spekulasi dan teori konspirasi yang mengaitkan keterlibatannya dengan partai berkuasa.
Hilangnya Harun: Perlindungan atau Sekadar Kebetulan?
Hilangnya Harun Masiku menimbulkan berbagai teori. Sebagian orang percaya bahwa Harun dilindungi oleh partai politik tempat ia bernaung, yakni PDIP, dan bahkan mungkin oleh kekuatan besar di balik pemerintahan.Â